Ketika Waktu Bukan Milik Kita LagiM.Fadjroel Rachman30 kunang-kunang menari di langit jakarta, menembus magrib tergesa. darahnya manis disihir rembulankabut memeluk malam, bintang jatuh menoreh siang di dada langit. memeluk kenangan, impian lumpuh“darah segar masih harum tercium di aspal jalanan,” bisik embun pagi“ya di hitam lengan kupeluk tubuh muda itu terhempas,” kenang aspal jalanan mengusap airmatamalam begitu dingin bunda, begitu dingin dan begitu rakus lidah matahari mengupas merah kenangan30 kunang-kunang menari di langit jakarta, menembus magrib tergesa. darahnya manis disihir rembulanmenarilah, hingga airmata kering diisap rembulan, darah biarlah memerah mawar di hati bunda“siapakah engkau?” rintih ibu tua memeluk senja, tangisnya menetes darah, menggenang cemas di kubur anaksepasang kunang-kunang hinggap di pangkuan, mendekap bayi merindu. sayapnya manis, darahnya manis“aku pulang, sepasang mata biru buah hatimu.”2003
Sunday, February 2, 2014
Puisi Ketika Waktu Bukan Milik Kita Lagi | M.Fadjroel Rachman
Sunday, February 02, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment