Hidup di Dunia Hanya SekaliSutan Takdir AlisjahbanaMengapa bermenung mengapa bermurung?Mengapa sangsi mengapa menanti?Menarik menunda badai dahsyatseluruh buana tempat ngembaraRia gembira mengejar berlarianak air di gunung tinggimemburu ke laut sejauh dapatLihat api merah bersoraknaik membubung girang marakmengutus asap ke langit tinggi!Mengapa bermenung mengapa bermurung?Mengapa sangsi mengapa menanti?Jangkaukan tangan sampai ke langitMasuk menyelam ke lubuk samudraOyak gunung sampai bergerakBunyikan tagar berpancar sinarEmpang sungai membanjiri bumiAduk laut bergelombang gunungGegarkan jagat sampai berguncangJangan tanggung jangan kepalangLenyaplah segala mata yang layuBersinarlah segala wajah yang pucatGemuruhlah memukul jantung yang lesuGelisahlah bergerak tanganTerus berusaha selalu bekerjaPunahPunahlah engkau segala yang lesuAku hendak melihatapi hidup dahsyat bernyala,menyadar membakar segala jiwa.Aku hendak mendengarjerit perjuangan garang menyeranglangit terbentang hendak diserang.Aku hendak mengalamibumi berguncang orang berperangUrat seregang mata menantang12 Januari 1938
Tuesday, February 18, 2014
Puisi Hidup di Dunia Hanya Sekali | Sutan Takdir Alisjahbana
Tuesday, February 18, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment