HabibZeffry J. Alkatiri1/Ahlan!Serak berat bebatukanSepanjang kampung ArabPagar tinggiPintu mengatup sepanjang siangPara wanita mengintipMemastikan tamuDari balik jeruji jendelaMata-mata bulatMenukik pada sasaranHidung-hidung seperti lengkung gunungMengisap semua debu kematianPara baksil Betawi rajin memarut tenggorokan mereka2/Ahlan!(Suara dari goa faring kering)Sang Habib sarunganDuduk di kursi rotanSecangkir gahwe jahe mengepulDi tengah meja marmer segi delapanTasbih kecil terus berotasi di jari kitiTangan kanan menyangga kepalanyayang berubanSegumpalan awan menggantung di atasnya:3/Sejak umur 21 tahunTerakhir melihat wadi gurunDari Aden menuju BetawiSetelah muntah di dek kapal InggrisMatanya menghijau royoTanah yang dipijak gembur-suburBaik ditanam hadis dan fikihYang mengakar di setiap sel otaknya4/Wan mau ke mane wan?Mau ke PekojanWan mau jual ape wan?Mau jual merjanSang habib membawa jadam menuju Kampung BandanMembawa kitab menuju maktabMenebarkan wewangian di rumahdan di madrasah.Sepuluh tahun sekali menanggalkan jubahMenuju Makah melempar jumrah…Selama 46 tahunBenih yang ditanamMenyebar di pelosok BetawiDan Habib rindu kepingin pulang!5/Sepanjang kampung ArabDehem dan sengau keledai bersautanMereka tak dapat sembunyi dari para penagihDan baksil Betawi terus mengejar,Menggerogoti tenggorokan serta paru-parumereka.Ba’da Ashar,Pintu-pintu mulai terbukaSebagian Arab di pangkalan istirahatDuduk di bale-baleSambil mengisap HogeAhlan… Bib!Gahwenya sudah dinginSaat beduk Maghrib,Gerakan jarinya berhentiTasbihnya jatuhTangannya terkulaiMenyentuh lantaiYang tak berpasir…1999
Wednesday, February 26, 2014
Puisi Habib | Zeffry J. Alkatiri
Wednesday, February 26, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment