Orang LadangEsha Tegar Putratujuh petang menukak punggungnya, di bukitingin mencakau alang-alang. niat tinggal kalimattujuh petang gigih menikam, menyansam,mirip ragam umbi yang ditanak dalam periukteruka ini tinggal batas, tinggal jejak, sebab di bukitia tumbuh dan menyusup ke dalam lempung tanahtujuh petang menukak punggungnya, di ladangada yang tak pernah hafal desau biola, segelas angguratau niat untuk membangun rumah pasir di tepi pantaisebab ia orang ladang. ia lesap ketika mengejar tupai dan beruk,dia rapal musim petik kopidan ketukan yang berkali pada pintu dangauia tahu siapa yang tibamaksud hanya menukak tanah lalu tanam. menanamlalu petik. tapi sepi berkuasa terlalu dalamia ingin bertuju pada sebuah jalan batu, simpangdengan udara masam, ilalang kering merabukke sebuah tempat di mana tupai dan beruk berdamai,bersamanya. mereka akan berkejaran di bukitdalam botol anggur,lalu mereka akan lelap di desau biolatujuh senja adalah ia yang ingin berladangpada sebuah tanah yang bernama puisiyang berlari, yang terhenti, ia tetap orang ladangKandangpadati, 2008
Thursday, January 16, 2014
Puisi Orang Ladang | Esha Tegar Putra
Thursday, January 16, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment