Potret DiriDedet SetiadiInilah akuLahir dari kawah masa lalu di daratan miringSebelum tumbuh biji-biji salak pondohMatahari tak selamanya sengatUntuk kemarau awal musim tanam tembakauAku lebih suka langit yang terbakarLebih suka minta hujan bersama para hewanKetimbang menjadi tadah hujan buatanAku suka sawah. Benci hama tikus, wereng, dan barisan keraTapi tak sanggup menolak apalagi mengutuknyaSebab aku dan para tetangga selalu belajar sbagai hambaSelamatan adalah bahasa hari. Mengepungaminkan tumpengAdalah caraku menampik bencanaAdalah puisiku memuja semestaAku tak mengidap sakit ketinggianPagi sore manjat pohon kelapa, ngobong kayu menyulap niraMenjadi gula jawaMerebus hidup bersama modin dan sesepuh desaBajak lembu adalah alat tulisku. Mengaduk rumus humus dan anti pestisidaMencampur air kencing kambing dengan daunnan keringTanagpun jadi subur tak ada hinggaSuka piara kerbau tapi tak berarti sealur pikir dengan otak kerbauMagelang, 2012
Friday, January 10, 2014
Puisi Potret Diri | Dedet Setiadi
Friday, January 10, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment