Belada Dua MusimOleh: slem reog
malam ini sunyi mengundangku pada kegelisahan edelwis yang aromanya hilang tertelan bulan karena sedari tadi kau diam meski ku hantar bayang-bayang pada lamunanmukau lebih asyik bernyanyi tentang malam yang takut berupa pada terang.hujanpun tak karuan mendandanimu hingga kau lupa bahwa jalan yang kita tebang pohonnya telah remang karena sore tak membagi cahanya lantaran lelah melihatmu terlalu sibuk dengan tumpukan langkah yang kau susun sebelum aku lebih dalam dan jauh mengnalmusepertinya aku lebih ingin sendiri belajar memaknai kehilangan ini, karena angin, hujan dan jalan atau bahkan bulan terlalu jujur memberi arti pada sebuah kenyataanku ingat lagi sebuah pertemuan yang tak ada kata, hanya saja ada kebisingan yang sengaja kau cipta lantaran telah bosan dengan keadanku yang lelah perangi puisi yang belum rampung kau tulis diubun malam yang rela dikawini bulankemudia kau beranjak dari sofa tanpa ada kata yang kau hidangkan di meja, aku jatuh pada perih membelati hingga tak ada lagi sebuah tulisan yang pernah kau simpan dalam tas warna kemerahan yang kau tulis sebelum kita makan di warung perempatandisitu kau ajukan sebuah pertanyaan indah tentang esok sebelum ayam berkongkok , jika seandainya bintang jatuh dan berani membaca puisi-puisimu maka siapa yang hendak kau banguni jika semua anak- anakmu dan isrtrimu terlelap diranjang lamaran perkawinanmu;yah…sebelum benar-benar ku jawab kau lebih dulu asing dan lelap pada sunyimumenjadi dua musim di mataku yang sama- sama bermimpi menjadi satu hujan agar tak ada lagi cerita iedelwis mati sebelum berduri;
Bandung, 22-12-2012
Thursday, January 17, 2013
Puisi Balada Dua Musim | Slem Reog
Thursday, January 17, 2013 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment