Mengenang Hujan: Pameta FilsabilaAgus Dwi Rusmiantohujan ituadalah ungkapan gerahsepanjang malioboro yang gelisahsebab ribuan kata dipalsukan imajinasi diampada lajur-lajur waktuberjalan cepat sehari sebelumnyahujan ituadalah Vredeburgditinggal peradaban menuju senjasementara di kepala pasar malam mulai menjalarberkoartawar menawarhujan ituadalah teh manis pinggir jalan;sebuah ruang perawan kesepian. mungkinlantas mengunyah jarakkilometer empat belas menuju puncakhujan ituadalah satu-satunya suaraberkejaran meniriskan usiapada jalan lengang tanpa tianghujan itusama-sama mengaduhserupa basah membuat teduhSleman, 12 - 13 Desember 2011http://oase.kompas.com/read/2012/09/04/22152173/Puisi-puisi.AD.Rusmianto
Friday, December 28, 2012
Puisi Mengenang Hujan | Agus Dwi Rusmianto
Friday, December 28, 2012 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment