Cinta (Luar) BiasaAku tidak melarangmu menikah lagiAku juga tidak akan mengikat kebebasan jiwamuSejujurnya aku cemburu…Cemburu padamu,Begitu sayangnya Tuhan padamuhingga ia memberikan segala kebutuhanmulahir dan bathin…Engkau mencintaikuAku mencintaimuPerempuan itu mencintaimuTidak lagi penting bagikuApakah kau memilihnyaAtau memilihkuAku melihat Tuhan telah memilihkannya untukmuBagaimana aku mampu menghentikan kehendakNya ?Telah menyempurnakan melalui semestaNyaUntuk membuatmu menemukannyaTidak ada kekuatanku untuk melawanNyaCintaku ini begitu naifIngin mengikatmuUntuk hanya dipelukanku sajaLalu bagaimana dengan iman yang bersarang dalam nuraniku?Ia berteriakMenjerit sekerasnya…Membawakan cermin besarBetapa beruntungnya akudengan segala kesempurnaan fisikku,dengan segala kebahagiaan yang telah dititipkanNya padaku,cermin itu berteriak… !memaksaku,Melihat dengan hatiSegala keterbatasan dia,dia-perempuan yang telah dipilihkanNyauntukmu…Suamiku,Aku memahami…Kau menemukan kepingan puzzle hidupmuDalam dirinyaDiapun menemukan kesempurnaannya dalam dirimuAku tidak lagi mampu melengkapimuHanya dengan bekal cinta sederhana ini…Yang aku tahu,Ada kehidupan abadi setelah iniDi mana aku akan menemukan sejatinya cinta…Biarlah aku mengejar keabadiankuDengan mendermakan baktikuDemi kebahagiaan dunia akhiratmu…Aku tidak tahuIni musibahAtau justru nikmatYang dianugerahkanNyaUntukkuAku hanya berprasangka baikDemi menjaga kesehatan lahir bathinku________________________Panji membaca puisi ini, di sebuah blog ketika iseng mengetikkan kata “menikah lagi”, ia tidak mengenal penulisnya, dari waktu postingnya diketahui puisi ini dituliskan sepuluh tahun yang lalu, tanggal postingnya sama persis dengan tanggal di mana ia menikah dengan Maharani. Puisi ini jelas ditujukan untuk suami tercinta si penulisnya. Panji tidak tahu mengapa air matanya perlahan menggenang setelah membaca puisi ini. Iapun kemudian mengetikkan sebuah sms yang ditujukan kepada istrinya di rumah,“ Bunda, Ayah mencintaimu karena Allah…“Send._______Note:Puisi ini pesanan seorang sahabat, semoga mewakili perasaan hatimu :)terimakasih sudah memberiku banyak sekali pelajaran berharga tentang sucinya sebuah makna cinta,salam sayang… :-*sumber : www.kompasiana.com/nuranice
Wednesday, October 17, 2012
Puisi Cinta (Luar) Biasa | Sucinya Sebuah Makna Cinta
Wednesday, October 17, 2012 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment