DI SEBUAH HALTE BIS
Oleh : sapardi Djoko Damono
Hujan tengah malam membimbingmu ke sebuah halte bis
dan membaringkanmu di sana.
Kau memang tak pernah berumah,
dan hujan tua itu kedengaran terengah batuk-batuk dan tampak putih.
Pagi harinya anak-anak sekolah yang menunggu di halte bis itu
melihat bekas-bekas darah dan mencium bau busuk.
Bis tak kunjung datang.
Anak-anak tak pernah bisa sabar menunggu.
Mereka menjadi kesal dan, bagai para pemabok,
berjalan sempoyongan sambil melempar-lemparkan buku
dan menjerit-jerit menyebut-nyebut namamu.
Tuesday, March 1, 2011
Di Sebuah Halte Bis
Tuesday, March 01, 2011 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment