AGUSTINUS WAHYONO (AW) alias Agustinus Wahjono alias Gus ts Why alias Gus Jon alias Tinus alias Ion Auguztiens alias Onoy alias Oji (Onoy Juga itu!), sebuah nama yang betul-betul sangat tidak populer di kalangan khalayak pecandu cerpen dan pecinta sastra.
Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD Maria Goretti, Sungailiat, Bangka), ia paling tidak tertarik dengan kegiatan mengarang dalam pelajaran bahasa Indonesia. Mulai tertarik menulis cerpen ketika AW usai membaca beberapa ‘antologi’ LUPUS-nya Hilman (AW pernah melihat beberapa keping bukunya LUPUS sewaktu masih kelas 2 SMP (SMP Maria Goretti, Sungailiat, Bangka, tapi di kelas 3 SMP AW pernah dikeluarkan dari kelas gara-gara malas membuat PR Bahasa Indonesia), yang sering dibawa oleh kawan sekelasnya, Ong Kian Tok (cowok berkacamata nan suka bercanda) yang dibeli-bacanya semasa duduk di akhir kelas 3 SMA (SMU Bopkri II Yogyakarta), padahal selama bersekolah AW selalu berdoa "semoga pelajaran Bahasa Indonesia segera selesai". Saat itu AW berpikir, “Bikin cerita itu gampang dan asyik ya.” Maka, AW membuat cerpen segaya LUPUS. Alhasil, dua cerpennya muncul di majalah sekolahnya, majalah IDOLA. Beberapa kali AW berusaha menulis lagi, tetapi tak jua usai. Akhirnya berhenti, karena merasa tak mampu lagi.
Beberapa tahun kemudian AW mulai menulis cerpen lagi setelah sekian tahun bergelut di bidang ilustrasi, kartun/karikatur, kewartawanan dan menulis esai di pers mahasiswa. Karya pertamanya yang kebetulan sudi dimuat adalah cerpen “Pak Dharto dan Maling” (2000). Media massa tersebut adalah Harian Pagi Bangka Pos, daerah asal AW dibesarkan.
Pemuatan cerpen pertamanya di Harian Pagi Bangka Pos pun sebetulnya (diakui oleh Agustinus Wahyono dengan penuh kejujurannya!) berawal dari ‘semacam KKN’ (Nepotisme, perkoncoan), yakni keluarga AW bersahabat baik dengan seorang pentolan Komunitas Pekerja Sastra Pulau Bangka (KPSPB), Willy Siswanto (WS). Waktu itu adik sepupu AW memberitahu bahwa AW mengirim beberapa cerpen ke harian tersebut. Kebetulan anggota eksekutif KPSPB bekerja di harian tersebut. Setelah diusut dan diusulkan oleh WS, akhirnya cerpen AW bisa masuk. Sejak itu pemuatan pertama tersebut AW menjadi bersemangat dan produktif. Akibatnya, dari berpuluh-puluh cerpen, mayoritas sangat tidak berkualitas dan tidak layak muat.
Cerpen lainnya kebetulan juga sudi dimuat di situs Cybersastra.Net, situs Bumimanusia.or.id, Harian SRIWIJAYA POS (Palembang), Harian LAMPUNG POST, Harian RIAU POS, Harian SIJORI POS, harian BATAM POS, Harian SIJORI MANDIRI, harian BATAM MANDIRI, Harian SINAR HARAPAN (Jakarta), harian PETA NEWS, tabloid INTERMEZO (Hongkong), majalah Kumpulan Cerpen CINTA (Jakarta), dan media lainnya. Kebetulan pula ada yang tergabung dalam antologi bersama "Bupati Pedro, Lelaki Kota Rembulan" (DKS-Aksara Indonesia, 2001), kumpulan cerpen terpilih Balairung “Seekor Anjing dengan Luka di Tengkuknya” (2002), antologi cerpen pendek "Graffiti Imaji" (Yayasan Multimedia Sastra, Jakarta, 2002), "Batu Merayu Rembulan" (Yayasan Damar Warga, 2003), dan antologi puisi-cerpen-esai "Sastra Pembebasan" (Yayasan Damar Warga, 2004).
Mantan “Pemenang 5 Besar” Lomba Menulis Cerpen Sleman 2001, "Pemenang 5 Besar/Harapan I" Sayembara Menulis Cerpen Hadiah Tepak Dewan Kesenian Bengkalis Riau 2003 dan "Pemenang 5 Besar/Harapan II" Lomba Menulis Cerpen SAGANG Riau 2003 ini beralamat di Jl. Batintikal 174, Sungailiat 33214, Bangka [Bangka Belitung]. Alamat emailnya: namanyawahyono@yahoo.com. Nomor telepon selulernya: 0813 287 04184. Rekening: BCA KCP Sungai Liat, atasnama Agustinus Wahjono, no.: 1180308608.
CERPEN-CERPEN YANG PERNAH DIMUAT DI MEDIA MASSA
Sejujurnya AW mengakui peran media cetak komersial (koran) sangatlah berpengaruh dalam melegitimate, mempublikasikan dan mendistribusikan cerpennya. Sejak kemunculan pertama di media massa, rasa percaya diri seorang AW bangkit, sebab selama menggeluti jagat tulis-menulis AW tidak serius menggandrungi cerpen dan otomatis tidak bersinggungan langsung dengan media massa – sekalipun itu news letter dan situs pribadi.
Untuk mempermudah dalam pengamatan terhadap pemuatan mula-mula, berikut ini telah tersusun cerpen-cerpen yang dimuat di media massa dan sesuai urutan pertama.
A. Harian Pagi BANGKA POS
Tahun 2000
1. Pak Dharto dan Maling
2. Merah Muda
3. Terpasung
4. Yousephine dan Rosalia
5. Pulang
Tahun 2001
6. Sayap Kupu-Kupu
7. Orang Kaya Baru
8. Kota Terhilang
Tahun 2002
9. Tali Yang Rapuh
10. Membakar Bulan
11. Ketika Kasih Harus Memilih
12. Penerbangan Dini
13. Kenapa Mereka Suka Menggodaku
Tahun 2003
14. Sambal Belacan Menunggu di Rumah
15. Pokoknya... Tragis!
16. Kosakay di Persimpangan (15 Juni)
17. Negeri Pantat Abu (29 Juni)
18. Selalu Ada Yang Bisa Memetik Buah (20 Juli)
19. Panasnya Pagi (3 Agustus)
20. Oleh-oleh dari Kampung (17 Agustus)
21. Aku Ingin Memanah Matahari (14 September)
Tahun 2004
22. Maling itu Boleh ? (28 Maret)
23. ..... (4 April)
B. Harian SRIWIJAYA POS
Tahun 2002
1. Anak Ayam
2. Rayuan Pedang
C. Harian RIAU POS
Tahun 2003
1. Gadis yang Mengendarai Ombak (14 Desember)
D. Harian SIJORI POS dan BATAM POS
Tahun 2002
1. Seorang Pria Mencari Tulang Rusuk
Tahun 2003 [BATAM POS]
1. Gadis yang Duduk di Kursi Itu (16 November)
2. Segores Malam Bersamamu (14 Desember)
Tahun 2004
3. Surat Cintamu (18 April)
E. Harian POS METRO [BATAM]
Tahun 2004
1. Kala Gerimis Mengiris Malam (28 Januari)
F. Harian SIJORI MANDIRI
Tahun 2003
1. Terpasung (23 Februari)
G. Harian LAMPUNG POST
Tahun 2004
1. (25 April)
H. Harian SINAR HARAPAN
Tahun 2002
1. Merpati Salju dan Pakaian Baru
2. Rayuan Pedang
Tahun 2003
3. Pokoknya... Tragis!
4. Genderang Perang Ditabuh
5. Tempat Damai di atas Pelangi (7 Juni)
6. Panggilan (23 Agustus)
Tahun 2004
7. Jadilah Bajingan yang Sungguh-sungguh (10 Januari)
I. Harian PETANEWS
Tahun 2004
1. Di Bawah Bayang-Bayang Bulan (23 Mei)
J. Majalah Kumpulan Cerita CINTA
Tahun 2004
1. Cinta itu Milik Sahabatku (Edisi 13/2004)
K. Majalah FAPET/ Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung
Tahun 2003
1. Tempat Damai Di atas Pelangi (18 September atau http://www.fapet-online.com/detail.php?id=278 )
L. INTERMEZO (Hongkong)
Tahun 2003
1. Tempat Damai Di Atas Pelangi (17 Agustus)
M. situs http://cenelmasjid.tripod.com/cerpen/cerpen.htm (?) (tanpa ijin!)
Tahun ?
1. Pokoknya... Tragis (urutan ke-14)
2. Seorang Pria Mencari Tulang Rusuk (urutan ke-17)
3. Teka-teki Empat Belas Huruf (urutan ke-23)
CERPEN YANG MASUK ANTOLOGI BERSAMA
Ada penulis yang mengatakan, “Koran mempublikasikan secara temporer, dan buku menjadikannya abadi.” Mungkin ada benarnya pendapat tersebut, sebab cuma segelintir orang saja yang sungguh-sungguh menekuni dunia penglipingan koran. Jelas berbeda dengan nilai sebuah buku, yang bagi sebagian orang justru dapat menjadi koleksi yang bertahan lebih lama.
Akan tetapi, dalam pembukuan karya, AW masih harus numpang pada antologi bersama, karena biaya penerbitan buku membutuhkan dana cukup besar, dan belum ada penerbit yang tertarik untuk menerbitkan cerpen-cerpen AW yang memang sangat jauh dari standar atau kriteria kelayakan sebuah cerpen.
Namun, apa pun itu, AW patut bersyukur bahwa masih ada cerpennya yang sudi dipilih oleh orang lain untuk diikutkan dalam sebuah antologi bersama. Dan, berikut ini pemuatan dan pembukuan tersebut dapat disimak:
1. Cerpen “Kota Terhilang” dalam antologi “Bupati Pedro, Laki-laki Kota Rembulan” yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Sleman bekerjasama dengan Penerbit Aksara Indonesia, tahun 2001
2. Cerpen pendek “Berita Pagi” dalam antologi “Graffiti Imaji” yang diterbitkan oleh Yayasan Multimedia Sastra dan Penerbit Angkasa, 2002.
3. Cerpen “Kado Istimewa untuk Dies” dalam kumpulan cerpen terpilih Balairung UGM “Seekor Anjing dengan Luka di Tengkuknya”, 2002.
4. Cerpen "Kolam" dalam kumpulan cerpen pendek "Batu Merayu Rembulan" yang diterbitkan oleh Yayasan Damar Warga, 2003.
5. Cerpen "Rayuan Pedang" dalam antologi puisi-cerpen-esai "Sastra Pembebasan" yang diterbitkan oleh Yayasan Damar Warga, 2004.
0 komentar:
Post a Comment