Pohon Banyan*
Syair Rabindranath Tagore
O, kau pohon banyan bertajuk kusut
bertegak diri di bantaran tepian danau,
sudahkah kau lupakan dia: bocah kecil,
bagai burung-burung mungil yang pernah
bersarang di cabangmu, lalu pergilah ia?
Tidak ingatkah kau? Dia di bingkai jendela
mengagumi liuk akarmu menembus bumi?
Para perempuan datang ke danau, menimba
air, mengisi kendi-kendi, dan bayanganmu
- besar dan hitam - bergeliat di muka air
bagai tidur yang hendak dibangunkan.
Sinar matahari menari dari riak ke riak kecil,
serabut kecil, tak letih menenun tapestri.
Dua bebek berenangan, batas rumpun rumput,
di keteduhanmu, bocah duduk nerawang diam.
Dia rindu: jadi angin hembus di kelidan cabangmu,
ingin jadi bayang memanjang bersama lalu siang,
ingin jadi burung hinggap di ranting paling pucukmu,
ingin terapung bagai bebek, di sela rumput & bayang.
* Syair ke-35, The Crescent Moon.
Wednesday, August 18, 2010
Pohon Banyan | Puisi Tentang Pohon
Wednesday, August 18, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment