AYAHANDA
H.R. Deddi Anggadiredja
la bagaikan seorang Bima
yang bicara menurut kata hatinya
yang bicara apa adanya
suka ataupun tidak
baginya adalah nuraninya
la menyandang delapan buah tanda jasa dari negara
tapi hidupnya tetap sederhana
tak ada rasa adigung adiguna
baginya, mengabdi pada bangsa
adalah kewajiban yang niscaya
baginya, hidup adalah untaian kerja,
kerja mulia baginya,
hidup adalah gairah
yang tak mengenal istirahat
baginya, hidup adalah perjuangan
yang pantang menyerah
Bima itu, kini telah tiada
menghadap kepada Khaliknya
pahlawan itu, kini telah pergi
memenuhi janji kepada Gusti Yang Widi
berserah diri dalam tidur yang abadi
Jiwanya, kini telah bebas dari aniaya raga
bebas dari beban dunia
bebas dari derita dan duka cita
dan kita mengantar dengan sejumput do'a
semoga Allah Subhanahu wataalla
mengampuni segala dosa-dosanya
menerima segala amal ibadahnya
Sukmanya kini telah melesat,
melayang menembus alam semesta
bersama para malaikat
mengendarai sinar cahaya
yang mengantarnya ke surga.
Jakarta, 21 Maret 1996
Tuesday, June 15, 2010
Puisi untuk Ayah - Deddi Anggadiredja
Tuesday, June 15, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment