SAJAK PELAUT
Ari Saptaji
begitu saja kaulemparkan
siluet istri lot ke pusat gelombang
kuhitung garis-garis resahku
yang larut pada langit petang
masa silam - pernah aku berangkat
dari pesisirnya:
angin musim yang melepasku
dalam perjalanan tanpa peta
(begitulah, karena kata orang
hidup harus berjalan bertujuan)
persinggahan demi persinggahan membujukku
dengan pesta. namun aku adalah lelaki
yang tertawa: wajah-wajah perempuan
mengabur dalam ombak yang gaduh
matahari yang hiruk-pikuk
dan nyanyian peri-peri laut
dan rasi bintang diburu keletihan
menggodaku jadi pertapa
berdiam di pusat mata angin
menyerap energi semesta
dan bertanya:
kenapa hari-hari cepat jadi tua?
ya! kepada siapa mesti mempercaya?
kalau malam pun berkhianat
diam-diam sepakat mencekikku?
kuteriaki langit dengan jubah terkoyak
- berkibaran tanda menyerah
aku, aku petualang yang kalah
kesampyuk ombak dan ditemukan
telanjang di bibir laguna:
aku minta dibaptiskan dan lahir kembali
dalam sistem surya yang berbeda
dan aku berdiri di atas karang
menghadapi pasir
menghadapi ombak
menghadapi matahari
- kauterbangkan aku sebagai rajawali
Ngadirejo, 1990
Tuesday, May 18, 2010
SAJAK PELAUT | Sajak Tentang Pelaut
Tuesday, May 18, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment