serampung sore, matahari keperekan,
kau pun datang. ragu-ragu…
lancip dagu
setajam garpu
menujah senja!
Lagi ada yang luka
sore ini saat matahari
keperakan. dan kau
datang berwajah malu-malu
tapi, diam-diam
mengalungkan belati
ke lambung hari
apakah ini petaka? tak cuma bencana
yang datang berkali-kali: selepas pagi
atau serampung sore, saat
matahari berwarna perak
dan aku dengan maut tak lagi berjarak
seperti buih dengan air,
“ah tidak, sebagaimana ombak
dan pantai….”
minggu pagi,
gereja belum kembali sepi
atau kau belum melipat sajadah
sehabis duha
ada kudengar serapah
dari ceruk lautan
tiba-tiba datang
: geram?
selepas pagi ini
usai satu risalah
2004/2005
Wednesday, May 19, 2010
RISALAH INI…
Wednesday, May 19, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment