GERIMIS JATUH DI KOTA YANG RAPUH
Isbedy Stiawan ZS
Senja kering. Lampu saat padam. Kulihat parasmu
menunduk, membuang senyum! Ah! Ini kali baru dimulai
cerita tentang sesuatu yang gelap. Jalan penuh pagar dan
ratusan mulut senapan menganga ketika
gerimis jatuh
di dalam kota yang rapuh
Barangkali, seperti senja yang lain, kota akan
selalu mencatat keluh ini dan merekam parasmu yang
tertunduk. Lantas, malam-malam panjang akan
melelapkanmu. Di antara riuh nyamuk dan kipas angin…
Barangkali, seperti senja yang kemarin, kau
hanya sekali tersenyum. Sesudah itu, gerimis akan
mewarnai parasmu. Gerimis akan merekam suara
belati yang melangkah di tubuhmu,
sampai ke paling gumam:
diam, diam…
Karena itu, sebelum lampu kembali menyala
dan kaca jendela mengirimkan kabar dari dunia lain
peluklah kegelapan ini. Kecuplah keraguan ini. Senja
yang melangkah, yang kering!
10-16 Maret 2002
Tuesday, May 18, 2010
GERIMIS JATUH DI KOTA YANG RAPUH
Tuesday, May 18, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment