Munir adalah pejuang Hak Azasi manusia, yang diracun dalam perjalanan dengan pesawat terbang ke Belanda menjelang akhir 2004. Hal ini merupakan tragedi hak azasi manusia yang mampu menyeret penegakan hukum dan keadilan hak azasi manusia di Indonesia menuju pada masa-masa gelap seperti yang dialami banyak kekerasan dan tragedi kemanusiaan, diantaranya tragedi G30S 1965, Tragedi Kemanusiaan DOM Aceh, Tanjung Priok, Tragedi Semanggi 1998, dan serentetan pelanggaran hak azasi manusia yang tidak dituntaskan secara hukum dan berkeadilan. -
Berikut adalah kumpulan penulis puisi yang terkemas dalam buku NUBUAT LABIRIN LUKA "Antologi Puisi Untuk Munir" yang diterbitkan oleh Sayap Baru & Aceh Working Group - November 2005
Berikut adalah kumpulan penulis puisi yang terkemas dalam buku NUBUAT LABIRIN LUKA "Antologi Puisi Untuk Munir" yang diterbitkan oleh Sayap Baru & Aceh Working Group - November 2005
- Aku Ingin Bercerita ( Aliyah Purwanti)
- Hanya Kata ( Anik Sulistya Wati)
- Dua Tiupan Angin di Awal Musim (Anik Sulistya Wati)
- Cak Munir di Awan ( Asep Sambodja)
- Tentang Kematian ( Azizah Hefni)
- Ruang Setelah Dunia ( Azizah Hefni)
- Hidup Saat Mati Basilius (Andreas Gas)
- Kemerdekaan Semu Basilius (Andreas Gas)
- Di Belakang Munir (Ben Abel)
- Omku Munir Sudah Pergi (Bima Dirgantara Putra)
- Pesta Bakar Ikan (Bima Dirgantara Putra)
- Kau Berhenti (David C. Naingolan)
- Di Langit (David C. Naingolan)
- Ibu Belum Pernah Jadi Janda (Denny Ardiansyah)
- Matinya Seorang Pejuang (Dino F. Umahuk)
- Kebenaran Itu Luka (Dino F. Umahuk)
- Kucium Aroma Setan (Djodi B. Sambodo)
- Kisah Pohon Munir (Djodi B. Sambodo)
- Tanpa Salam (Donny Anggoro)
- Boleh Saja Kau Menjauh (Donny Anggoro)
- Nyanyian Burung dan Bunga (Eka Budianta)
- Sejaman Bersama Munir (Eka Budianta)
- Munir - Bagaimana Bisa ( Emil Wahyudianto)
- Percakapam Dengan Dua Orang Kawan (Eko Sugiarto)
- Obituari (Eko Sugiarto)
- Waktu Beku ( Frigidanto Agung)
- Maha Rukhmi (Frigidanto Agung)
- Asasi Hadi (Eko Suwono)
- Pejuang Hadi (Eko Suwono)
- Sajak Terakhir untuk Munir (Hartono Beny Hidayat)
- Orang Hilang di Pesawat Terbang ( Hasan Aspahani)
- Tinggal Telanjang ( Henny Purnama Sari)
- Kidung September ( Indrian Koto)
- Bluess untuk Si Mati ( Indrian Koto)
- Subuh Ini Air Mataku Menziarahi Makammu ( Leo Kelana)
- Ode untuk Cak Munir ( Luka Muhamad)
- Ketika…. ( Luka Muhamad)
- Suatu Sore di TMP Kalibata ( dr. M. Amin)
- Munir : Sepertimu Aku Sedang Terbang Melayang ( Mega Vristian)
- Setangkai Mawar Putih Untuk Munir (Mega Vristian)
- Mataku Berdarah Penuh Asap dan Marah ( Mila Duchlun)
- Bagimu Pahlawan Orang Hilang (Muhammad Muhar)
- Selamat Jalan Cak Munir…. (Muhammad Muhar)
- Jalan Berbatu ke Rumah Damai ( Naldi Nazir)
- Di Stasiun Itu Kita Bertemu (Nanang Suryadi)
- Jejak (Nining Indarti)
- Suratku Buatmu (Rini Fardhiah)
- Sudah Sejak Dulu (Rini Fardhiah)
- Suara-Suara ( S. Yoga)
- Doa Dalam Kubur (S. Yoga)
- Cak Saeno (M. Abdi)
- Parabel (Saut Situmorang)
- Ziarah ( Seto Nur Cahyono)
- Kereta Terakhir ( Seto Nur Cahyono)
- Munir (Setiyo Bardono)
- Rencana yang terkepak (Setiyo Bardono)
- Nubuat Para Penyair (Sihar Ramses Situmorang)
- Buat dan Tentang Munir ( Sobron Aidit)
- Kunang-Kunang di Ujung Malam ( St. Fatimah)
- Kekasih Luka (St. Fatimah)
- Kaum Merdeka( Stevi Yean Marie)
- Hempas Gelombang (Stevi Yean Marie)
- Sajak untuk Munir ( Sutan Iwan Soekri Munaf)
- Catatan Tak Pernah Sudah ( Sutan Iwan Soekri Munaf)
- Bunga Apel di Atas Menara ( Titik Kartitiani)
- Negeri yang Kuharap Bukan Negeriku (Titik Kartitiani)
- Obat Arsenik (Ucup Al-Bandungi)
- Takut Terluka ( Ucup Al-Bandungi)
- Kepada Munir (Widzar Al-Ghifary)
- Malam di Ultimus (Widzar Al-Ghifary)
- Epitaph Munir (Viddy AD Daery)
- Di-Munir di Labirin-nya ( Yonathan Rahardjo)
- Korek Telingamu ( Yonathan Rahardjo)
- Kami Penerusmu Munir ( Widia Cahyani)
0 komentar:
Post a Comment