KALENDER SEPI
Dina Oktaviani
lampu-lampu kota menjemputku pulang
dan kita mencoba melupakan semua
yang telah mengoyak sepi dalam kamar
mungkin selamanya kita tak akan mengerti
mengapa kalender-kalender tua
mampu mengubah sejarah
semudah dan secepat laju jalan raya
sedang kita tak pernah bisa menerkanya
bahkan sampai gugur purnama
kita cuma berkesempatan merangkak
memeluk jejak terakhir
kemudian langit lindap di seluruh tubuhku
aku teringat lagi pada nyanyian perih
yang menyusupi rahimku
juga pada desau jam malam yang ngilu
yang menyayat-sayat ruang gelap
didasar dadaku
dan aku terusir dari rumah kecil di hatimu
setelah kaubaca langit paling kelam
dari lubukku yang paling dalam
dan penuh koreng
Monday, April 19, 2010
KALENDER SEPI | setelah kaubaca langit paling kelam
Monday, April 19, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment