BATEE PUTEH
Yunimar W. Yusuf :
Riak ombak yang dulu mengalun lembut
Bagai memori dalam mimpi
Lenguh sapi yang merdu
Bagai gemuruh di tengah hari
Membantai pesisir putih menipis
Ketika waktu mengutuki hari-hari yang panjang
Dalam buaian yang tak lagi menina-bobokan
Seorang lelaki perkasa yang gugur
Terbungkus belenggu dendam pada sebuah
Perjuangan yang meminta tumbal nyawa
Di sini kutemukan kepahitan
Ketika pantai putihku tak lagi menawarkan
Damai dalam rindu
Rindu dalam cinta
Cinta sesamanya
Kini batee putehku hanya kenangan
Masa lampau yang penuh heroisme dan ketenangan
Karena deburmu tak lagi memukau
Desah ombaknya bukan lagi nyanyian
Semua telah diserakahi ganasnya ombak
Yang meraup pesisir bersamanya
Lalu meluapkan amarah dan memuntahkan dendam ke tepian
Batee putehku
Akankah hari-harimu kembali seperti dulu
Menawarkan janji-janji manis bagi nelayan
Menjanjikan keteduhan bagi kita semua
Sampai, sampai
Karena di bumi, di tanah ini sayang
kita jejaki
belum sempurna janji
janji alam, dan diri
1987
Batee Puteh - nama pantai menjelang masuk kota meulaboh, disinilah Teuku Umar Johan Pahlawan gugur saat bertempur melawan penjajah Belanda.
Thursday, April 29, 2010
BATEE PUTEH | Puisi Mengenang Pahlawan
Thursday, April 29, 2010 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment