Seperti IniJalaluddin RumiJika seseorang bertanyaTunjukkan wajahmu padanya, lalu ucapkanSeperti iniJika seseorang bertanya"Seperti apakah bentuk bulan purnama?"Panjatlah atap tertinggi, lalu berteriaklah lantangSeperti iniJika seseorang bertanya"Seperti apakah sayap bidadari itu?"tersenyumlah kepadanyaJika ia bertanya tentang aroma surgaPeluklah ia rapat-rapat, biarkan wajahnyamembusai rambutmu,Seperti iniJika seseorang bertanya"Bagaimana Isa menghidupkan orang mati?"Jangan ucapkan apa-apa kepadanya walauhanya sepatah kata --Ciumlah pipinya dengan lembut,Seperti iniJika seseorang bertanya"Bagaimana rasanya terbunuh cinta?"Pejamkan matamu, lalu sobeklah bajumuKatakan padanya,Seperti iniJika seseorang bertanya tentang rupakuTengadahkan wajahmu, lalu pandanglahangkasa dengan matamu lebar terbukaSeperti iniSesungguhnya jiwa memasuki satu jiwa lalujiwa lainnyajika ia masih meragukannya pulaMasuklah dirimu ke rumahkulalu ucapkan selamat tinggal kepadanyaSeperti iniKapan pun seorang pencinta mengisakkan tangisannyaIa kisahkan kembali cerita kitaDan Tuhan menekurkan kepala-NyamendengarkanSeperti iniAku seperti gudang penyimpan harta berhargaAku serupa dengan kepedihan pengingkaran pada diriAgar kau bisa melihatku, arahkanpandangmu lebih rendah, ke tanahLalu pandanglah surgaSeperti iniHanya angin sepoi saja yang mengetahuirahasia penyatuanDengarkanlah suara lembutnyamembisikkan satu lagu bagi setiap hatiSeperti iniJika seseorang bertanya"Bagaimana seorang pelayan akan dapatmeraih rahmat Tuhan?menjadi lilin yang bersinar hingga terlihat setiap orang?"Seperti iniAku juga ditanya tentang aroma tubuh Yusufyang memperjalankannya dari satu kota ke kota lainnyaItulah aroma tubuhmuyang ditiupkan Tuhan dari dunia-Nya yang sempurnaSeperti iniAku ditanya lagi tentang aroma tubuh Yusufyang membuka mata dan penglihatan yang butaItulah tiupan-muyang menyapu kegelapan dan menjernihkanpandangan matakuSeperti iniMungkin Syams akan lebih dermawanMengisi relung-relung hati kita dengan cintaMungkin ia akan menaikkan satu lengkung alisnyadan melempar kita dengan satu lirikannyaSeperti iniJangan lagi kita percakapkan malam!Pada lintasan hari-hari kita malam tak pernah singgahPada agama Cinta kitatak ada agama dan tak ada cintaCinta ialah lautan Tuhan yang tak bertepiNamun, alangkah mengherankan,Ribuan jiwa tenggelam dalam lautan itu danberteriak lantang"Tuhan tidak ada!"Wahai mata, gosokkan kemejamu dalam darahWahai jiwa, gantungkan baju-bajumu padaroda kehidupan dan kematianWahai lidah, biarkan Pencinta menyanyiWahai telinga, mabuklah oleh nyanyian-Nya
Friday, February 7, 2014
Puisi Seperti Ini | Jalaluddin Rumi
Friday, February 07, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment