Berlin, 1993Goenawan MohamadBerlin berteriakdalam bengis sireneKau tersentak:“Jangan tinggalkan aku di Friedrichstrasse”Kucium pelupukmu, kelopak yang gelapdi kaca etalase:Kenapa luka itu tak pernah nampakseusai berita dan parade?Pohon-pohon linden sebelum Meiseperti rangka, seperti berdiri,nyeri, di kamp tahun ‘42pagi hari.Kulihat rautmu yang turki,rambutmu yahudiBerlinmu yang lain,setelah aku pergiAku pun bertanya, bisakah kita berlindungpada senja yang tak memihak,pada malam sejenak,dan metamorfose?Berlin hanya berteriakhanya berteriakdalam serakdan bengis sirine.1994-1996
Saturday, February 8, 2014
Puisi Berlin, 1993 | Goenawan Mohamad
Saturday, February 08, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment