Cahaya SatuBudhi SetyawanWahai roh yang melayang-layangbersayap lamunanlewati perkampungan sepisehabis hujangelap menggandeng dingingetar-getar mendesak-desak permukaan nafasdalam permenunganmencari seutas taligema langkah suaramemijit langit menelusup ke sumsum tulangkepakan terus melambaimenuju titik nadirlalu…yang ada cahayaYa Ca-ha-yaJakarta, 24 Februri 2002
Tuesday, February 4, 2014
Puisi Cahaya Satu | Budhi Setyawan
Tuesday, February 04, 2014 Diposting oleh kumpulankaryapuisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment