Thursday, July 29, 2010

KADO PERNIKAHAN | Puisi Kado Pernikahan

0 komentar


KADO PERNIKAHAN
Sajak: Doddy Moyank

: nanang suryadi & kunthi hastorini

ini kali senyum di wajah putri
jernih segar mewangi
mempersiap akad nikah
esok hari

ini kali tari bulanmu menyambut
selawat nabi
malaikat jadi saksi
menyatu jiwa menyatu hati

o, nanang!
gelisahmu dulu
tak lagi menjadi gelinjang
sajak terjemah hujan, bukan?

o, kunthi!
tak ada persenyawaan terbagi
dan lagi disini
senyap tak meraut wajah lelakimu
sampai habis pun ia akan
menjadi raja pada nafas dan jasadmu

maka selamatlah buat kalian
berangkat restu orang tua
dan doa dari langit
Tuhan Pencipta

Cinta!


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

Sketsa Ke Berapa Tentang Kenangan

0 komentar

Sketsa Ke Berapa Tentang Kenangan

1.
masihkah kau putar lagu, dari masa lalu, sebagai bayang, ingatan tak
habis kikis, bersama waktu, bersama waktu.


2.
kuingat takikan pada pohon karet, mengucur, mengalir, menggumpal.
guratan pada batangnya seperti puisi yang menanda. luka

3.
bagaimana dibangun sebuah harap. pada puing. tak lagi dipercaya
puisi. juga kata. engkau menyeru: o, siapa yang dapat membebat ini
luka di dada!

4.
sebagai puisi. kenangan menuliskan airmata. duka dan bahagia.


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi


Kita Pasti Pulang, Sayang

0 komentar

Kita Pasti Pulang, Sayang
Nanang Suryadi

Suatu hari nanti entah kapan
kita kan pulang,
tapi harus sendirian
sayang

tak lagi tangan bergenggaman
tak lagi mata bertatapan
dan
tak lagi bermesraan

hanya
jiwa baur semburat kesepian
yang panjang
Sayang

Sebab
hanya kesemuan merajam
pinta bagi suatu kesejatian
Tuhan


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi


Apa Yang Harus Dikata

0 komentar

Apa Yang Harus Dikata

apa yang harus dikata, bila dunia terus berputar
seirama detak detik jiwa,bersuarapun tak lagi kuasa,

meratapi setiap ruang yang masih tersisa.

harapan akan selalu ada, meski tak selamanya
bergumul dengan cerita yang apa adanya

hanya apa adanya, disana kan kau jumpai cinta. mungkin begitu biasa,
mungkin begitu sederhana. mungkin juga begitu istimewa


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



Di Sebuah Senja

0 komentar

Di Sebuah Senja

cakrawala demikian jingga, merona
ketika kutatap, dia tertawa

(sayang, gerimis tak hadir menyapa)

cakrawala masihlah jingga, cahaya
menelusup di antara keping jiwa kita, bahagia

di sebuah senja
bersama kita puisikan, cinta


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

Telaga Hatimu | Sajak Sajak Nanang Suryadi

0 komentar

Telaga Hatimu

Berlari melintas
tinggalkan kelam merajam
Sampai pada..
telaga ku temukan

Alangkah bening,
dan biarkan ku bercermin
menatap seberapa dalam ia
larutkan segala...

dalam bening
matamu


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



Sketsa Dinihari

0 komentar

Sketsa Dinihari

Di bening hening, mengembun ingatan
Pada engkau, cintaku

Di manakah engkau, sayang?

Tak ada suara juga aksara
Kurindu kata menyapa

Di manakah engkau, sayang?

Kucari engkau
O, yang nyalakan Cinta

Di dada risau!


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



Sajak Nanang Suryadi | Bening Danau

0 komentar

Bening Danau

Akulah angsa yang berenang di bening danau
Merentangkan sayap di hangat matahari

Bernyanyi riang. Bernyanyi riang

Sesekali kubenamkan kepala dalam-dalam
O, keteduhan, larutkan gundahku

Akulah angsa yang berenang di jernih tatap

matamu


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



Dimanakah Engkau, duhai cintaku | Contoh Puisi Cinta

0 komentar

Dimanakah Engkau, duhai cintaku

malam demikian gelap, meratap. ruh-ruh berkeliaran kesana-kemari, gelisah. dan, ada yang teriak dari balik kolong ranjang kerontang, mengerang.

"Betapa aku lelah ya Rob, dimanakah Engkau, duhai cintaku. Rindu aku ingin tatap wajah-Mu!"

wajah-wajah lantas berbaris, menyelinap diam-diam dari balik dinding pucat. alangkah rupawan, alangkah menggiurkan. ach. betapa bahagia cekikikan.

malam tak lagi gelap. cahaya berpendaran, menawan. tak ada ratap, tak. hanya tawa berderaian memabukkan. duhai inilah dunia kenikmatan! arak? mana arak biar terpuas nafsu memburu, ah!

tapi, plop!

demikian hening mengering, "tidak!, jangan pergi!". demikian teriak memekak. demikian haus tak terpuaskan!.

ruh-ruh sesegukan ketakutan. gigil memanggil kerdil. wajah-wajah bergantian, berputaran. haus. haus. haus. wajah kesejatian. dimana duhai kiranya Dia,

cinta?


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

Sebagai Doa - Puisi Nanang Suryadi

0 komentar

Sebagai Doa

Sebagai doa mengalir ke muara hatiku, o Cinta
Mengalirlah mengalir bersama waktu

Sebagai doa mengepak sayap ke langit jiwaku, o Cinta
Terbanglah terbang menembus langit Rindu

Sebagai doa, jejak menapak demikian ikhlas, O Cinta
Langkah kaki menuju:

Senyum-Nya yang dirindu


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

TAWAMU PECAH

0 komentar

TAWAMU PECAH
: Nanang Suryadi

tawamu pecah membuncah gairah. pada titik-titik resah kau tampung malam menyimpan cerita. duka yang berkejaran di sebalik gelisah manusia.

apa yang dicari dalam malam?selain dirimu yang membaca guratan-guratan luka manusia. menelanjangi tiap detak jantung derita. merampas alur hujan yang jatuh dari mata-mata kelelahan.

dan, tawamu pecah. sebab, tak ada lagi mesti di tangisi, selain luka masih nganga sebatas mimpi saja!


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



HENING YANG KAU PUNGUT

0 komentar

HENING YANG KAU PUNGUT

kau pungut sekeping hening dalam kelambu jiwa meronta tiada. dan kau tanam ia dalam desah nafas memanas menderas. kau katakan padanya, bahwa kau akan menunggunya hingga ia tumbuh dan berbuah.

kau masih disana. memintal cerita dalam sajak-sajak jemari menari.dalam hujan dan terik yang menghardik jasadmu kegelisahan. tapi kau masih setia, menghitung hari dalam nyeri.

menyulam mimpi dari kejauhan yang merapuh. derita yang pecah. bahagia yang gerah. tak kau peduli. kau masih disana.

tak kau pahami bulan berotasi tujuh musim lamanya. mungkin, jenuh pun kan datang sebagai goda. atau bimbang jelang sebagai dentang.

hanya pada kedirian semua berawal. dan dari kedirian pula semua berakhir.

kau masih disana, dengan cinta!


Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



AKU LUKIS SENYUMMU YANG MAWAR

0 komentar

AKU LUKIS SENYUMMU YANG MAWAR
Sajak Nanang Suryadi

Aku lukis senyummu yang mawar
Dalam ingatan yang merindu

Tatapmu memanja rayu
Nyelinap dalam kalbu

Angan harapku
Bahagia engkau

Bersamaku selalu
Menuju Satu

Depok, 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

DI PUSARAN WAKTU

0 komentar

DI PUSARAN WAKTU

telah dilabuh gelisah pada pusar waktu
hingga larung abu pada sarang angin

gelombang sunyi diri sendiri

tinggal beburung jiwa menemu
karang julang tegak menantang

demikian terjal jejalan hidup di tatap matahari

sekepak sayap sekepak sayap menempuh tempuh
disayat hayat disayatsayat hingga mayat hingga tamat

tapi akan dilabuh juga segala gelisah pada pusar waktu

hingga larung abu pada sarang angin
gelombang sunyi diri sendiri

menjelma beburung jiwa

terbang mengepak dari matamu
menempuh tempuh sekepak sayap sekepak sayap

hingga sampai mematuk patuk mengetuk

pintu langit membuka
bagi jerit perih kerinduan jiwa

menemu cinta menemu cintanya

Depok, 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



DI DEDAHAN SAJAK

0 komentar

DI DEDAHAN SAJAK
Nanang Suryadi

di dedahan sajak beburung jiwa singgah
istirah melepas lelah

penempuhan adalah jejalan panjang
berliku dalam pusaran waktu

di dedahan sajak beburung jiwa menyanyi
nyanyi rindu kekasih diri

demikian cinta memanggil panggil
mendebarkan jejantung hati

di dedahan sajak beburung jiwa melagulagu
mengetuk paruh pada pepohon irama kata

pepohon hidup menari-nari
dipeluk dipagut sepoi hembus berangangin

di dedahan sajak beburung jiwaku singgah
istirah melepas lelah

Depok, 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi


Masih Kulihat Rembulan Di Antara Sihir Lampu Kota

0 komentar

MASIH KULIHAT REMBULAN DI ANTARA SIHIR LAMPU KOTA

buat: kunthi hastorini


masih kulihat rembulan, cahayanya yang kuning keemasan, menggoda ingatanku, kepadamu. di antara lampu-lampu merkuri dan sorot kendaraan, aku takjub memandang langit, rembulan yang terang cahayanya. aku ingat engkau sayangku, dan ribuan kata-kata berloncatan ingin menjelma puisi.

puisi menjelma dari sepotong film animasi. dunia kanak-kanak yang menjadi kenangan. bayangkan kita memandang rembulan dan mengaung, sebagai serigala, yang menggetarkan langit dengan jerit yang teramat sedih. mungkin rindu. pada kekasih di langit yang jauh. di negeri yang jauh. di angan yang rapuh.

malam ini, sayangku, aku ingin kau tatap rembulan, terang cahayanya. seterang cinta kita yang menerang langit. demikian purnama.

Guntur 18 Deseember 2002, Malabar 19 Desember 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi


AKU INGIN MENJUMPAIMU

0 komentar

AKU INGIN MENJUMPAIMU

Aku ingin menjumpaimu. O mata, yang menerbitkan cahaya rindu dalam dadaku.
Seperti cahaya dan gerimis yang menggambar pelangi. Di lelangit harap saat
kau tunggu dengan rayu dan tatapmu.

Demikian manja gerimis menyapa. Cahaya disela-sela. Memendar pendar. Mewarna di udara. Lengkung mimpi kanak-kanak ke langit cintamu.
Biarkan bait-bait rindu menelusup dalam mimpimu. Huruf demi huruf yang beterbangan di buku hari-hari. Berdiam dalam dadamu. Dalam hangat pelukmu. O, yang merindu.
Aku ingin menjumpaimu. O mata, hingga tumpas rindu dendamku. Dalam tatap matamu.


Depok, 16 Desember 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi

KARENA-MU - Nanang Suryadi

0 komentar

KARENA-MU

karena-Mu aku mencinta. bait-bait rindu yang kekal Kau hembus di dadaku. sebagai takdir yang tertera di kehendak-Mu. aku serahkan diri. juga cinta. kulewati abad-abad kepedihan meneguhkan syahadahku. menempuhi jalan terjal berbatu. menempuhi goda sepanjang usia dunia.

O Engkau, karena-Mu. atas kehendak-Mu semata. aku mencinta. kami saling mencinta. maka berkatilah cinta kami berdua.

hingga kerdip cahaya cinta menyatu dalam Cinta-Mu!

Depok, 14 Desember 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



SKETSA PETA PADA TATAP MATA

0 komentar

SKETSA PETA PADA TATAP MATA

O mata. Sebagai bening rindu demikian hening. Ke dalam dadaku kau alirkan segala mimpi dan harap. Tatap yang tak henti menjelajah relung-relung terdalam rahasia waktu.

Pada sketsa peta. Sebagai tanda yang harus kubaca. Setulus cintaku. Gulir butir airmata. Menemu tuju. Menemu mula segala rindu. Di negeri yang jauh. Di langit yang jauh.

Demi pemilik segala rahasia waktu, kutemu cinta di tatapmu, o mata. Menerobos relung terdalam rahasia dalam dadaku!

Depok, 15 Desember 2002

Kumpulan Sajak Berdua
Sajak-sajak Kunthi Hastorini - Nanang Suryadi



Biografi Nanang Suryadi

0 komentar

Biografi Nanang Suryadi

Nanang Suryadi
, lahir di Pulomerak. Serang pada 8 Juli 1973. Penyuka semi budaya ini berinteraksi kreatif dengan rekan-rekan yang memiliki minat pada seni. antara lain dalam: HP3N (Himpunan Pengarang. Penulis Penyair Nusantara), Forum Pekerja Seni Malang. Komunitas Sastra Indonesia (KSl), LSMI (Lembaga Seni Mahasiswa Islam) serta Komunitas Belajar Sastra Malang iKBSMI. Masyarakat Sastra Internet (MSI). Yayasan Multimedia Sastra (YMS) serta di Cybersastra.net (sebagai Pemred dan Redaktur puisi).

Puisi-puisinya dimuat berbagai media massa di dalam dan luar negeri, antara lain: Suara Pembaruan, Kompas, Republika, Pikiran Rakyat, Korantempo, Lampung Post, Jurnal Puisi Bahana (Brunei) dan Perisa (Malaysia), serta disiarkan melalui Radio Jerman Deutsche Welle. situs cybersastra net dan bumimanusia.or.id . Buku-buku puisi yang menyimpan puisinya, antara lain:

Sketsa (HP3N, 1993). Sajak Di Usia Dua Satu (1994), dan Orang Sendirl Membaca Din (SiF. 1997), Siluet Panorama dan Negeri Yang Menangis (MSI,1999) sebagai kumpulan puisi pribadi Sedangkan antologi puisi bersama rekan-rekan penyair, antara lain: Cermin Retak (Ego, 1993). Tanda (Ego- Indikator 1995), Kebangkitan Nusantara I (HP3N, 1994), Kebangkitan Nusantara II (HP3N. 1995), Bangkit ('HP3N, 1996). Getar (HP3N, 1995 ), Batu Beramal II (HP3N. 1995), Sempalan (FPSM, 1994). Pelataran (FPSM. 1995), tnterupsi (1994). Antologi Puisi Indonesia (Angkasa-KSI, 1997), Resonansi Indonesia (KSI, 2000). Graffiti Gratitude (Angkasa-YMS, 2001), Ini Sirkus Senyum (Komunitas Bumi Manusia, 2002) Dian Sastro for President ! Reloaded (AKY, 2003), Dian Sastro for President ! End of Trilogy (AKY, 2005).





Wednesday, July 28, 2010

ADA DOA - Puisi Penyair Aceh LK Ara

0 komentar

ADA DOA
LK Ara

Di Sibaganding
Ada batu gamping
Batu coklat
Bergaris putih
Berpercik pijar
Batu keras
Kristal zaman lalu
Air mata nenek moyangku

Di Sihusapi Dolok
Ada pasir debu
Pasir kelabu
Bekas keluh
Semangat berpeluh
Nenek moyangku

Di Tomok
Ada tufa
Batu bersih
Hampir putih
Tergurat peta
Nasip nenek moyangku

Di Deli Tua
Ada andesit
Batu terhimpit
Batu diam
Berwarna kelam
Runcing tajam
Tempat semadi diam
Zikir moyangku
Kepada – Mu

Medan, Februari 1986

AKAR TUA DI MUSEUM | Puisi LK ARA

0 komentar

AKAR TUA DI MUSEUM
LK Ara

Akar tua rapuh dan terpotong
Disimpan dalam kotak kaca
Disebuah museum tua

Tiba – tiba akar tua itu bergetar
Seperti ingin menjalar
Kedalam hujan renyai
Ke dalam angin membadai

Ia seperti ingin kembali
Memberi hijau pada daun
Warna-warni pada bunga
Dan sosok muda
Pada pohonan

Ia seperti ingin
Mengalahkan angin
Mengalahkan musim

Akar tua rapuh dan terpotong
Disimpan dalam kotak kaca
Disebuah museum tua

Medan, Februari 1986

SETELAH KITA

0 komentar

SETELAH KITA
LK Ara

Setelah kita
Siapa lagi akan kesana
Memesan nasi dan sop ayam
Dan lalap kesukaan
Sambil duduk
Minum air jeruk

Air dari ketinggian berdesir
Mengalir ke kolam kecil
Aku suka warna ikan itu, katamu
Aku mengangguk
Aku suka percikan air gunung itu, kataku
Kubayangkan kau mengangguk

Sambil makan
Dengan rasa nyaman
Kita melihat hijau rumputan
Kita mendengar musik
Gemericik dalam tasik
Dan kilatan ikan
Bagai dalam lukisan
Yang kau goreskan

Masihkah kita
Suatu kali ke sana
Meski dalam usia renta
Melihat gemercik dalam tasik
Dan ikan yang kau goreskan
Dalam lukisan

Jakarta, 17 Februari 1986

KUTOREH | Puisi Sajak LK Ara

0 komentar

KUTOREH
Lk Ara


Kutoreh puisiku
Mencantumkan nama mu
Biar perih syairku
Melukiskan deritamu
O, negeriku

1985

DOA UNTUK PENARI SEPI

0 komentar

DOA UNTUK PENARI SEPI
LK Ara

Tuhan
Telah Kau ciptakan
Tari sunyi
Dengan gerak beku
Musik kelu

Tuhan
Kami antar penari sepi
Kerumahnya yang baru
Beratap langit biru
Ia hamba – Mu

Tuhan
Izinkan kami
Berharap dan meminta
Sambil menitikkan air mata
Beri kepada penari sepi
Kasih – Mu yang abadi

1985

Puisi Biarlah | LK Ara

0 komentar

BIARLAH
Lk Ara

Biarlah aku menulis puisi
Untuk kita
Biarlah nyanyianmu kusimpan di sana
Biarlah senyumanmu mengelopak disana

Biarlah aku menulis puisi
Untuk kita
Biarlah perihku merintih disana
Biarlah lukaku mengaduh disana

Biarlah aku menulis puisi
Untuk kita
Biarlah tarianmu terpahat disana
Biarlah kemudaanmu kemilau disana

Biarlah aku menulis puisi
Untuk kita
Tempat doaku mengalir disana
Doa musafir kembara
Yang selalu mencari kasih Nya

MENASAH KECIL

0 komentar

MENASAH KECIL
LK Ara

Ketika usia semakin menua
Dan hidup disibukkan kota jelaga
Tiba-tiba aku ingin berada
Di desa kecil desaku dulu
Yang ketika masih kanak-kanak
Shalat di atas tikar tua
Dengan dinding sebagian terbuka

Yang aku ingin sekali
Mengambil air wuduk dikali
Kaliku dulu
Airnya jernih selalu
Ya aku ingin sekali
Melekapkan kening ini
Pada tikar lusuh
Pada menasah kecilku
Mendekatkan diri pada - Mu

Dari kota jelaga
Yang keringatan dan terluka
Aku benar-benar ingat padamu
Desa kecil desaku dulu
Menasah kecil menasahku dulu
Tempat mula aku belajar
Membaca dan menghafal alif – Mu

Menasah kecil menasah kekasih
Kini engkau berdiri putih
Dalam cermin yang bersih
Cermin yang salih

MIHRAB TUA

0 komentar

MIHRAB TUA
LK Ara

Tubuh tua
Terpupus sudah warna-warna
Tapi kaligrafi ini
Terpatri
O mataku yang buta
Telinga ku yang tuli
Kaligrafi ini
Terpatri
Mengalir dalam sunyi
Zikir dalam sunyi
Ya Rabbi, Ya Rabbi

Sigli, Januari 1986

LEWAT EMBUN | Puisi LK Ara

0 komentar

LEWAT EMBUN
LK Ara

Lewat embun
Lewat sunyi
Suara azan subuh itu
Menyelinap kamarku

Lewat embun
Lewat sunyi
Air wuduk yang dingin
Membersihkan diriku

Lewat embun
Lewat sunyi
Aku sujud
Sujud
Kepada Mu
Hanya kepada Mu

Takengon – Medan, 1986

PADAMKAN - Puisi LK ARA

0 komentar

PADAMKAN
LK Ara

Bagai suara ibuku
Ia berbisik
Padamkan lampu
Kunci pintu
Lalu tidurlah
Aku lelah

Lalu aku padamkan lampu
Dan ia tidur
Dalam gelap
O tubuh pualam yang lelap
Mataku memandangmu tak berkejap
Engkaulah bidadari
Yang menjauhi dosa
Yang menolongku menghindari dosa

Medan, Februari 1986

DISEBUAH ISTANA TUA

0 komentar

DISEBUAH ISTANA TUA
LK Ara

Sambil menaiki tangga
Kurasa telapak kaki ku
Menyentuh jejekmu dulu
Yang tersimpan pualam putih itu

Ketika berdiri di pintu
Tanganku yang terulur
Terasa dingin
Dingin
Menyentuh jemarimu
Yang disimpan waktu

Memasuki ruang balairung
Ragaku, ragaku yang rindu
Mendekap tubuhmu
O.... sosok sejarah yang pilu

Medan, Februari 1986

MEDAN KOTAKU | Puisi Tentang Kota

0 komentar

MEDAN KOTAKU
LK Ara

Medan
Lemparkan aku kembali
Kelorong-lorong jalan kota mu
Akan kucari bekas kakiku dulu
Yang tertutup debu
Akan kucari tetes keringatku dulu
Yang menyirami bumi mu

Medan
Lemparkan aku kembali
Kerumah-rumah rakyatmu
Akan kucari bayang juluran tanganku
Yang raib oleh waktu
Akan ku cari sapa ku dulu
Yang ditiup angin kelabu

Medan, kotaku
Lemparkan, lalu dekaplah aku
Ke jantungmu
Biar kureguk lagi cinta kasihmu
Kasih yang perih
Menggoreskan derita
Kasih yang salih
Memberiku makna

Medan, Februari 1986


Puisi Bunga LK Ara | Puisi Bertema Bunga

0 komentar

BUNGA
LK Ara

Subuh itu ada yang memetik bunga
Disusunya di gelas kaca
Ditaruhnya di atas meja
Terasa Cezanne tiba
Menegaskan warna
Memberi kesegaran rasa
Yang sudah lama sirna

Jakarta, Februari 1986

CATATAN PADA DAUN

0 komentar

CATATAN PADA DAUN
LK Ara

Kau mencatat pada daun
Sebuah pesan
Ketika langit sangat biru
Tanpa awan

Setelah kau pergi
Jauh
Ku baca pesanmu
Lalu kusimpan
Jauh
Dalam diriku

Kini pesan itu
Mengalir dalam darahku
Dan bila aku mati
Ia kusimpan di syair sunyi

Jakarta, Februari 1986

Ke Laut | Puisi pergi ke laut

0 komentar

KE LAUT
LK Ara

Ia pergi kelaut
Mencari ombak
Mencari kabut

Jutaan helai rambut
Gugur dari angkasa
Dari langit luka
Menerpa wajahnya

Ketika mengaduh
Sebelum rubuh
Jeritnya parau
Ombakpun risau
Menambah gembalau

Kini ia meniti kabut
Membubung bersama kabut
Kelangit yang kalut

Sigli, 31 Januari 1986

Puisi PERCAKAPAN - LK Ara

0 komentar

PERCAKAPAN
LK Ara

Katakan apa yang ingin kau katakan,
Kata pantai pada ombak
Tak ada yang ingin ku katakan,
Jawab ombak
Aku rindu pada kata-katamu sekarang,
Kata pantai
Aku tak ingin berkata-kata sekarang,
Jawab ombak

Langit gelap
Bulan tak ada
Bintang tak ada
Bumi gelap

Ayolah kalau begitu berbisik sajalah
Aku tak mau berbisik

Sunyi sekitar
Daun tak bergetar
Alam terhampar
Dengan sabar

Kalau tak mau berkata- kata
Kalau tak mau berbisik saja
Lalu....
Ombak hanya berkejap
Ombak tak menjawab
Ombak dengan sedap
Mengelus pantai
Meremas pantai
Hingga malam usai

Medan – Jakarta, Februari 1986

BISIK - LK Ara | mendengar bisik hati

0 komentar

BISIK
LK Ara

Kupelihara daun
Kusimpan batu
Dalam biliku

Bila ada ketukan di pintu
Mungkin tangan angin
Mungkin tanganmu

Atau mungkin
Tak siapa – siapa
Hanya malam
Tambah kelam
Dan sunyi
Menanti

Kupelihara daun
Kusimpan batu
Dalam biliku
Aku tahu
Jika aku rindu
Disana ku dengar bisikmu

Wahai, bilik ku yang sunyi
Apa dia juga mendengar bisik hati
Ucapan doa untuknya
Dalam syairku yang lara

Prapat – Jakarta, Februari 1986

GERAIKAN RAMBUTMU - LK ARA

0 komentar

GERAIKAN RAMBUTMU
LK Ara

Geraikan rambutmu, bidadariku
Geraikan
Lalu seribu bintang menyinari
Sehingga setiap helai tersepuh emas
Cakrawala memerah
Dan laut mabuk rindu

Geraikan rambutmu, bidadariku
Geraikan
Lalu angin malam menciumi
Sehingga setiap helai menyebar wangi
Bumi semerbak
Dan alam tidur dalam mimpi

Geraikan rambutmu, bidadariku
Geraikan
Izinkan disana akan lewat
Debu dosa
Menuju langit
Kemudian dari setiap helai
Menitiklah belai
Kasih tak henti
Mata air abadi
Dunia akan terjaga
Dari lelap lama

Medan, Februari 1986

BEKASMU | bekas yang menggores

0 komentar

BEKASMU
LK Ara

Nanti masih dapat kulihat
Bekasmu di pasir itu
Debu dan waktu
Memang ingin menutup masa lalu
Tapi matahari senja
Yang kuning kemerahan itu
Menerangi selalu
Bekasmu

Mungkin aku lupa
Pada perjalanan kita
Tapi debur ombak itu
Selalu berseru
Berseru
Menyebut namamu

Nanti masih dapat kuingat
Bekasmu dipasir itu
Karena pasir pun berbisik padaku
Menuntun arahku

Tapi sekiranya
Pasir pantai lenyap
Matahari hilang cahaya
Ombak kelu
Tetap dapat kuingat bekasmu
Karena telah kusimpan
Dalam kalbu

O bekas yang menggores
Peta jalur hidupku

Banda Aceh, 27 Januari 1986

Sajak Pesan LK ARA | Kusampaikan pesanmu

0 komentar

PESAN
LK. Ara

Untuk Radio Rimba Raya

Jangan sampaikan pesan lagi padaku
Karena aku tak dapat lagi menyampaikan pesan
Jangan kirim pesan lagi padaku
Karena aku tak dapat lagi mengirim pesan
Lihatlah, lidahku telah kelu
Mulut tertutup
Tubuh tinggal bayang

Dulu memang pernah
Bisikmu kusampaikan ke balik gunung
Keseberang lautan ke negeri-negeri jauh
Dulu memang pernah
Detak hatimu
Cita-cita merdeka mu
Kukirim kesetiap hati sahabat-sahabat
Atau musuh-musuhmu
Di desa, di kota, bahwakan di laut dan di rimba

Dulu memang pernah ada
Ucapan merdeka yang kau sampaikan bagai bisik
Kujeritkan sekeras-kerasnya
Hingga bergema menyentuh cakrawala
Bergelegar menjadi guntur
Merobek-robek angkasa
Hingga musuh gentar tak berdaya
Dan sahabat-sahabatmu mendegar ucapan itu
Bangkit
Bangkit, lalu berlawan habis-habisan
Semangatnya telah menjadi baja
Walau di tangan hanya bambu runcing saja

Dulu memang pernah
Saat malam menjelang pagi
Dengan suara menggigil karena dingin
Kusampaikan pesanmu
Tiktok tiktok hallo Sudarsono
Tiktok tiktok hallo Palar
Kirimi kami mentega
Kirimi kami susu
Kirimi kami beras
Kemudian datanglah kiriman
Dan yang datang adalah senjata
Lalu dibagi pada setiap tentara
Lalu mereka menembak musuh
Tepat di jidatnya

Dulu memang pernah
Ketika kita hampir tak punya daya
Ketika suara di pusat negeri ini dibungkam
Kami bangkit menyuarakan nurani bangsa
Hallo dunia
Hallo dunia
Negeri kami masih ada
Negeri kami merdeka

Tapi kini jangan sampaikan pesan lagi padaku
Karena tak dapat lagi kusampaikan pesan apa pun
Lidahku kaku
Mulut tertutup
Tubuh tinggal bayang
Tinggal bayang
Dari ingatanmu pun
Mungkin akan hilang

Takengon, 22 Januari 1986

Tuesday, July 27, 2010

Kesimpulan Tentang Alexa

0 komentar

Kesimpulan Tentang Alexa
27 Juli 2010

Selain google Pagerank, ada situs Alexa yang menjadi patokan para Blogger ataupun Webmaster di seluruh dunia, untuk menghitung Rank dari sebuag Web atapun Blog. Perhitungan Google Pagerank berkisar atau mulai dari angka 0 sampai dengan 10. Sedang Alexa perhitungan menurun atau mundur dari angka terbesar ke angka terkecil. Contohnya sebuah Blog atau Web baru dinilai oleh Alexa mulai dari 25.000.000 atau 27.000.000. Dan angka tersebut menurun terus disertai dengan traffic Rank atau popularity Blog atau Web tersebut di negara asalnya.


Blog Kumpulan Karya Puisi mulai terhitung tanggal 02 Juli 2010 hilang dari SERP (Search Engine Result Page), sehingga pengunjung yang rata-rata 500 sd 600 per hari menjadi turun jadi 100 sd 150 per hari. Memang sangat mengejutkan. Banyak hal kemungkinan kenapa hal tersebut terjadi, saya sendiri berpikir banyak hal yang mengakibatkan Blog ini hilang dari SERP, yang pertama kemungkinan ada kata kunci yang sama pada postingan yang dibuat kemudian yang kedua, adalah SEO yang berlebihan sehingga Robot.txt mem block pengunjung ke Blog ini.

Tapi sebagai blogger, saya tetap melakukan kegiatan seperti biasanya yaitu meng-update puisi-puisi, tetapi tidak dengan kata-kata kunci yang ada di Google Adword. Yang saya lempar atau Ping ke Search Engine adalah kata-kata kunci biasa, atau hanya sekedar menambah postingan saja. Saya berharap kedepan akan semakin baik dan tanggal 27 Juli 2010 ini, saya Cek di SE Google untuk kata kunci "Kumpulan Karya Puisi" sudah muncul kembali di Search Engine dan menempati posisi pertama di SE. Saya cuma bisa mengucapkan Alhamdullilah, walaupun belum sepenuhnya kembali pulih.

Kembali lagi ke Alexa, saya senang sekali walaupun istilahnya di Banned oleh Google tapi Alexa tidak terpengaruh, malahan Alexa "Kumpulan Karya Puisi" terus menurun ke angka 600.000. dan Trafic Rank di Indonesia 8.300 (Traffic Menurun seharusnya berkisar antara 6000 sd 7000). Tapi tak apalah, apalagi sebagai Blogger Baru dengan hal tersebutpun saya sudah bersyukur.

Mudah-mudahan SERP google saya kembali sediakala, dan Alexa saya akan terus menurun. Karena walau bagaimanapun Google PR dan Alexa Rank sangat erat sekali dan saling berpengaruh. Admin

Monday, July 26, 2010

SABBATH - Puisi Dina Oktaviani

0 komentar

SABBATH
--chongt jz

Dina Oktaviani

kuberikan engkau hati
pada pertemuan yang tak memukau lagi
ruangan yang sama, tubuh kenal lama
ciuman dan percakapan yang tertata sebelumnya

tak ada mimpi di sini
engkau murung, ketika menyadari
cinta tak semeyakinkan waktu muda
dan tahu, tak ada lagi yang menunggunya

kita telah hidup di antara ketinggian kaca
gedung-gedung melumpuhkan angin
mikropon mengubah semuanya tak saling sapa

setiap datang sabbath, kata engkau
“seharusnya kita berdoa”
tetapi kita tak punya gereja
dan telah kehilangan hari libur

atau apa pun untuk diberikan
aku telah belajar memuja engkau
dan engkau membagikan luka cuma-cuma
maka kuberikan engkau hati

sebab milikmu telah engkau berikan
kepada yang lain

Puisi Indah | SOLITAIRE - Dina Oktaviani

0 komentar

SOLITAIRE
--alexander supartono

Dina Oktaviani

bertahanlah
aku akan memejamkanmu, kedua mata yang parau
dan mengikatkan seluruh kegelisahan sepatumu
pada kota ini

engkau telah tak mampu mengemas airmata
menjadi cinta atau hujan saja
: sepi telah lama kehilangan pedihnya

bayang teman perempuan, bayang seluruh kawan
senja dan kabut yang hendak kauadukan
kepada jalan-jalan, kepada ruh-ruh kendaraan
kepada kelelahan, yang tak bisa kausimpan
atau sedekahkan

sedang angin bertahan; tak menjadi malam atau siang
memasuki dirimu, dan kerap engkau menyebutnya kata hati
lantas engkau mengikuti, lantas terlantar lagi
lantas mencoba percaya pada kangen dan kenangan

tetapi semuanya cuma perkiraan
yang tak bisa menjelaskan atau memberimu kepastian
: engkau dikhianati atau ditidurkan
engkau yang selesai atau ditangguhkan

tetapi jika engkau bertahan
pejamlah kedua mata yang parau
dan seluruh kegelisahan sepatumu
kelak menjadi lecut paling indah di punggungmu sendiri

HUJAN - Puisi Puisi Dina Oktaviani

0 komentar

HUJAN
Dina Oktaviani

malam ini ia datang
dan kau berjanji akan menembusnya
meletakkan jejak-jejak percuma
dan tak pernah berusaha mengenangnya

kami bersama tak saling tahu
ia mengalir dari tempat yang jauh
tak jelas menangis ataukah luruh

kami mencinta tak tahu cara
memelukku ia menyakitiku
menghangatkannya aku membunuhnya

daun-daun telah memilihnya sebagai kekasih
dan anginnya menyisirku jauh-jauh
akhirnya kami berpisah
setelah aku sakit dan ia musnah

kemudian aku bermimpi
melihatnya mengalir di balik jendela
aku tahu ia bukan luruh
meski kami tak lagi saling sentuh

PIGURA SEPASANG SAUDARI | lidya safitri

0 komentar

PIGURA SEPASANG SAUDARI
--lidya safitri

Dina Oktaviani

aku tak akan lupa cara meninggalkan waktu remaja
langkah perempuan di atas airmata perempuan
cahaya yang siap diredupkan
sebelum seluruh saudara saling meninggalkan

bunga-bunga tumbuh ketika kita kecil
matahari indah sebelum usia belasan
hujan berkesan, daun-daun jatuh menyentuh
kupu-kupu mati abadi

mimpi datang setiap hari—mungkin selalu sama
berbaring di sebelah kamar ibu+bapak
pintu terkunci, momok tinggi di atas almari
kita ketakutan, abang menjadi pedang

sekarang semua mesti menjadi pedang
kamar ibu tak sama dengan bapak
momok semakin tinggi meski pintu terbuka
ada yang lari mengejar bintang

yang lain menyerah terkurung di atap orang
sisanya tak peduli dan rumah sepi
aku sudah mengubur bonekaku
juga kerang putih di pigura

di jendela, senja merah kuning
angin kering, kangen asing
pantai jauh, langit sepuh

di rumah baru kita menunggu cerita lama
menyuburkan sawang untuk dikenang
sedang di depan tumbuh perang
kurusetra menjelma apa saja

ada yang memilih jadi drupadi
yang lain jadi matapanah, sisanya menolak sejarah
kehilangan setiap arjuna setiap bisma
setiap cinta setiap keluarga setiap silsilah

tapi aku tak akan lupa cara meninggalkan masa remaja
sebelum waktu kecil sempurna

BERSAMA DALAM BUNGA TIDUR

0 komentar

BERSAMA DALAM BUNGA TIDUR

sejenak mentari menyambut...
butir" kehangatan...
sinar kemilau kian..menumbuhkan
memori tentang sang pujaan

Takdir yang sejuk ini
serasa menjadi mala petaka

hai angin kau tahu rasaku
mengapa kau biarkan
duri tajam menusuk ku

rembulan malam
terangmu tentu...melihat
hati dalam angan mimpi
tapi kenapa kau melepaskan
dia untuk robek...

diam dan tenang
dalam kegelapan

merenung kemunafikan
yg silih menghantam
serta hanya bayangan
bersama dalam bunga tidur...


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

ITU UNTUK MU | Puisi Itu Untukmu

0 komentar

ITU UNTUK MU

kertas sbg kiasan menguap
raga hanya alat penggerak
ku tak henti melukis
gejolak tiap luapan terkecipung
mereba dalam secarik putih nan suci
kala sakit hari ini tiada ku kira
segengam harapan
kini menjadi sejuta pegunungan
aku...kecewa kau membisu
tanpa tutur pelega nafas
yg semakin hari semakin
terseda-seda
segalanya telah tumbuh
mekar mewangi
bagai bunga manis
tak terhingga itu...
itu hanya untukmu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEPERTI RINDU INI | Kumpulan Puisi Rindu

0 komentar

SEPERTI RINDU INI

Kalbu itu tempat
Bertemunya rasa
Tak berbentuk
Tapi berisi
Tak berhias
Tapi indah

Hanya hati yang sahaja
Dapat merasa karunia
Di mana jiwa yang khusyu
Dapat merasa hadir-NYA

Tapi kini aku
Di himpit
Dia perkara
Antara pahala dan dosa
Karena nafsu yang selalu hidup
Tak pernah luput
Selalu bawa ku hanyut
Dan sesal akhirnya

Terakhir aku
Melihat hati
Ternyata kau masih
Di situ
Tak beranjak pergi
Seperti rindu ini


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEMUA MENUJU MU

0 komentar

SEMUA MENUJU MU

Gelombang-gelombang
Di dada
Waktunya
Tuk tercurah
Karena tembok
Pembentukngnya
Tak lagi kokoh
Mulai luntur
Berbaur ombak
Maha keras

Pada siapakah
Ku tuang rongga
Yang dalam
Ku pilih wadah
Yang tahan pecah
Kuat dan tak goyah

Tapi tiap tetes
Tanpa ragu
Semua menuju mu…


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

AKAR YANG RETAK

0 komentar

AKAR YANG RETAK

Kepada si tidak setia
Jawaban apa yang kan ku beri
Bila ia kembali nanti
Jika dia bertanya
Mengapa kamar sepi ?
Haruslah ku jawab
Karena dia ku sendiri

Saat dia meminta
Untuk di temani
Bisakah bibir ku
Tak bergetar
Menahan haru

Pasti tidak
Suka kursi
Ruang tamu
Tempat menanti
Hadirnya
Bersama luka

Karena mimpi
Dia bunuh mimpi
Dia pergi
Haguskan harap
Yang ku pupuk
Dengan akar
Yang retak


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

TIADA TANDA TULUS : Puisi Selamat ulang tahun

0 komentar

TIADA TANDA TULUS

Diri serasa mencampakan
Hari penuh penantian
Ganging waktu satu tahun
Tanpa iringan kado
Tanpa bawaan indah

Mungkin ini hampa
Tiada tanda tulus
Hanya seberkas
Lembar putih
Bercoretkan tinta hitam
Tak mempunyai
Makna tinggi

Adam kenangan
Kosong nilai materi
Akankah menjadi kisah
Dalam hidup kau

Dengan iklasan
Ku cucurkan rasa
Eloknya berarti
Hari penuh bahagia

Sinar putih dari
Bak hatimu
Dapat menerima segalanya

Selamat ulang tahun,friend !


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

KACA CERMIN KAMUS

0 komentar

KACA CERMIN KAMUS

Variable jaringan
Berisikan syaraf
Motorik tubuh
Di tiap ucapanmu

Racun atau madu
Desiran tuturmu
Kan selalu terteguk
Kering mulut ini

Hamparan Guntur
Bercabang-cabang
Kan ku telan
Mentah-mentah
Di pukulan sikapmu

Kaca cermin kamus
Gelembung wajah
Pendidihan rambut
Rangkuman lontaran
Tanya-tanya bisu

Lepaskanlah batu ini
Tarik sejauh mungkin
Menyelesaikan air mata
Rerelung hati ini
Peluk diriku
Bawalah dalam damai
Tulus hatimu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

KINI AKU PASRAH

0 komentar

KINI AKU PASRAH

Lampauan jajaran
Angka serta huruf
Hujani riang
Secaraik putih
Wasana liuran
Manis sari
Merah hati
Telah teruraikan
Pewarna pelangi
Pun telah turun
Dalam sanubarinya
Lukisan alam raya
Penuh gaya pikir

Kecapan rasa…
Rasa yang ada
Tanpa sebuah coreng…

Kasih…tiada tutur
Percaya padaku
Seiring berpaling
Menjauh pergi

Kini aku pasrah
Melontarkan keinginan
Berjemur pada
Sang kholik
Berdampingan riuh
Tetes air mata
Mengalir tiada henti


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

HANYA ENGKAU KASIH

0 komentar

HANYA ENGKAU KASIH

Bekas silir ombak
Masih teringat tajam
Selalu cakar tipisnya
Kulit hati ini
Tepi pantai tandus
Pun kini telah basah
Selama mungkin
Indanya lenyap
Itu yang terbaik

Tapi tirai kain jendela
Telah terbuka kembali
Tegukan kisah lama
Mereba tubuh
Terasa lagi duka
Remukan hari
Berubah menjadi
Debu kotor

Tolong hilangkan
Toreng hitam itu
Yakinlah diriku
Seberkas lintasan
Berjalan cepat
Banding kotak rasa ini
Masih tersimpan

Rubahlah diriku
Buatlah hidup ini bermakna
Hanya engkau kasih
Yang mampu melaksanakan
Semua itu…


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

HATI ASIMILASI

0 komentar

H
ATI ASIMILASI

Tandus katung isi
Kuasa tak menentu
Abaikan kata hari
Dalam henti
Memekik otak

Mengendap dalam bak
Tersumbat kertas
Gemuruh Guntur
Wakili jeritnya

Teriris oleh kata
Lantuan dirinya
Sisakan perih
Beraroma bangkai

Henti waktu
Tak rubah
Jangkauan pikiran
Pada tiap
Silir bayangnya

Janji jantung
Mendetak kencang
Daku mengeluh
Urat hatinya
Sesampai sang surat
Tutup mata


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

PETIKLAH

0 komentar

PETIKLAH

Wangi malam sunyi
Iringi…
Tiap langkah
Jalan setapak ini

Pandangi pesan
Ikat dengan
Tulus hati
Kalam desir
Yang ada

Jatuh rentang
Pilu jiwa
Kata “indah”
Tersimpan

Amabilah itu
Silir angina
Restui tiap
Kesungguhanmu
Acuanku

Mekar benih
Pulas hidup ini
Khayalan angan
Terasa nyata


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

GUNDAH HATIKU | Puisi Kegundahan Hati

0 komentar

GUNDAH HATIKU

Dewi…dengarlah…
Kata demi kata
Tuturan jiwa ini
Sekian detik terbuang

Lenyapkanlah kebimbangan
Pilihlah aku…
Yang setiap malam…
Bahkan tiap waktu
Selalu…dibayangi mu…

Pengecut…iya…
Memang itu…itulah daku…
Yakin…serta berilah…
Merah…merah hati mu

Bersatu…bersama
Hilangkan segalanya
Gundah hatiku
Naungan bayangmu

Kamar ini…saksi
Hadir dan lenyapkanya
Kegagalan…keberhasilan
Yang kan tergapai…


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEORANG TERBAIK

0 komentar

SEORANG TERBAIK

Yang terbaik…
Ternanti dalam kesunyian
Mendekam di tiap hening
Mereba di tiap kunyahan

Kala jiwa terasa
Terterpa hantaman…
Kala tubuh mengganyun
Gugah hati nurani…
Tak kunjung jumpa
Wahai pujaan hati…

Maha kuasa Allah
Penuh kebijakan
Di hempasan hidup
Diri terjamah
Tangan-tangan-Nya
Bertabur keadilan
Takkan lengah menghujam
Rasa yang hanyut ini
Tertunduk semak belukar
Kegalauan jiwa ini
Menantikanya….menantikanya…
Seorang terbaik


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puisi Anak Itu | Khairul Azli

0 komentar

ANAK ITU
Khairul Azli


Anak itu
Wajahnya tersalut duka
Tiada lagi warna ceria
Menghiasi saban harinya

Anak itu
Hatinya sering di luka
Oleh manusia tidak berjiwa
Yang rakus bagai serigala

Anak itu
Nasibnya tidak terduga
Namun begitu diteruskan jua
Lorong beronak duri menyeksa

Anak itu
Jiwanya kosong hampa
Mengharap belas yang maha esa
Agar hidup bisa terbela

Anak itu
Raut wajahnya tidak berupa
Kerna sengsara juga seksa
Telah menjadi rutin hidupnya

Anak itu
Dirinya sudah tidak berkuasa
Mengharung jalan derita
Yang tiada penghujungnya

Anak itu
Kapan dia bisa merdeka
Dari sifat kejam manusia
Dari tangan manusia derhaka
Dari seksa sengsara segala


Hasil nukilan..KAMZ..1.22am..7 Jun 2010..


Puisi Untuk yang Tercinta | Johanes

0 komentar


Yang Tercinta
Johannes

sang pujaan hati,
aku tak tau mengapa aku mencintai dia
yang aku tau hanya dialah
yang pantas untuk mendampingiku.

Tapi itu sulit untuk diwujudkan,
andaikan dia tahu betapa aku sangat mencintai dia,
tapi aku akan terus bersabar
karena aku percaya cinta itu akan hadir
dengan adanya ketulusan,dan kekuatan dalam hati
dan cinta akan datang dengan sendirinya.
empat kali empat enam belas,
sempat enggak sempat harus dibalas.

Seperti aku by : dhettie

0 komentar

Seperti aku
by : dhettie

rasa yang tak pernah ku sangka,
kini telah menjadi sebuah luka,,
luka yang membuat seluruh hidupku menjadi terasa hampa,
menjadikan hari-hariku bagai tak berwarna.

seperti aku.. yang terluka,
tak pernah tau apa yang ada di dalam diri,,

hanya waktu yang dapat merubah,
dan hanya waktulah yang akan merubah jalan hidupku,,

luka tetap luka,
dan tak akan pernah menjadi sesuatu yang indah dalam hidupku,

seperti aku.. yang terluka,
dan takakan pernah tau perasaan itu,,.


Share



Surat yang tak pernah ku kirim By: Denny Neonnub

0 komentar

Surat yang tak pernah ku kirim
By: Denny Neonnub

Pada surat ini...
Kutuliskan rinduku pada penghabisan hari
Syair keindahan yang mengatasi kelam rembulan
Bahasa cinta tentang hati dan rasa yang tak pernah terungkap

Bukan karena aku pengecut...
Tidur dalam ketakutan mimpiku sendiri
Membiarkan waktu membawaku kembali pada kecemasan
Kehampaan dan kesia-siaan lalu berakhir penyesalan

Aku hanya butuh waktu...
Belajar memahami arti jatuh cinta dan terluka
Belajar mengenal bayangmu dalam kegelapan
Warna kehidupan yang kita ukur dengan hati
Pada keajaiban takdir dan mimpi yang terlupa

Jogja, 21 Juli 2010
Untuk cinta dalam hati...aku masih menunggumu di sini dalam keterasinganku bersama malam.


Share






Puisi Rindu Dalam Penantian

0 komentar

Rindu Dalam Penantian
by : Tanpa Nama

Biarkan syair puisi ini
menjadi pengobat hati
dan pelipur lara..
...
Disaat jiwaku merana gelisah
meridukan kasih
sang pujaan hati..
yang kini berpaling dariKu, pergi..
bagaikan debu tertiup angin
terhempas terbang melayang
entah kemana..
...
Wahai angin..
sampaikan salamku
padaNya..
setaip detik,
setiap saat,
setiap waktu,,
aku selalu merindukanNya..
...
Kasih..
disini aku,
kan tetap menunggu
sabar,setia selalu..




Thursday, July 22, 2010

SEBUAH PETIKAN HANGAT

0 komentar

SEBUAH PETIKAN HANGAT

Selembar karton berderai
Mengupas kulit ari
Berdesah pada liang
Tanah liat penuh debu…

Seutas rambut
Terurai lepas
Mengisi pangkal-pangkal
Bertebar duri tajam

Tanpa tepi
Mendesir jauh
Mengepal menjadi Satu
Tertanam rapi…

Tiada ujung selaras
Kecenderungan diri
Seolah mereba tiap
Langkah gerak raga

Meski kandas tersiuk
Pagar penghalang
Terus memijak
Hingga tercapai
Petikan hangat


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

KAU SELALU ADA

0 komentar

KAU SELALU ADA

Jika hidup adalah mimpi
Maka kematian
Adalah bangun
Kau adalah
Segala inspirasiku
Bercerita
Tentang satu nama
Kau semata…

Puas aku hidup dalam mimpi
Maut tolong…
Bangunkan ku
Segera…
Karena hidup di dunia
Hanya membawa
Luka dan dosa
Semenjak ku kenal wanita
Segalanya terlihat fana
Mimpi ini terasa
Semakin lama
Karena setiap detiknya
Kau selalu ada


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

TITIPAN DO’A UNTUKMU

0 komentar

TITIPAN DO’A UNTUKMU

Ingin ku tulis
Tentang kisah
Manusia sempurna
Yang di setiap waktunya
Tidak ada hal yang sia-sia
Karena dengan ilmu…
Dia mengatur waktu
Dengan perbuatan
Ia mengajarkan
Keimanan

Tapi aku tetaplah aku
Manusia hina
Yang menyimpan rindu
Datang dari…
Segal penjuru
Berat adalah kiblat
Rasaku…
Timur adalah tiang
Keiklasan…
Utara adalah
Kehadiran bayangmu…
Selatan adalah
Titipan do’a untukmu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

BEGITU SEMPURNA

0 komentar

BEGITU SEMPURNA

Ingin ku lukis
Dirimu…
Di atas kanvas…
Dengan warna emas
Tapi saat ku bayangkan…
Kau di fikiran ku
Tanganku terasa kaku
Seperti terpaku
Karena takut
Pada matamu…
Karena jika
Ku memandangnya
Semua kan tahu
Bahwa di dadaku
Disana wajahmu
Terlukis dengan jelas

Merah bibirmu…
Lurus rambutmu…
Dan senyumu…
Mewakili
Semua warna
Yang ku lihat
Begitu sempurna


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puisi Tentang Kejujuran | SEPERTI KEMARIN

0 komentar

SEPERTI KEMARIN

Bukan hendak ku curi
Hatimu…
Lewat puisi-puisi ini
Tapi ku hanya
Sampaikan…
Kejujuran
Hal yang terpendam
Saatnya di ucapkan

Kata-kata tiada arti
Juga mimpi
Tak mengandung makna
Jika di sana
Tanpa hadirmu…

Datanglah…
Mari bicara
Dari hati ke hati
Agar tidak ada Tanya
Agar malam ini
Pulas aku tertidur…
Tanpa beban
Seperti kemarin


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc


Puisi Sayang | Puisi Tentang Kasih Sayang | Mutiara Hatiku

0 komentar

MUTIARA HATIKU

Tiang-tiang hati
Penuh bilik tentangmu
Yang kini menangisi
Dengan raut senyum mu
Tiada tagis bahagia
Hanya sebutir kasih sayang
Seorang juwita
Wahai…langit
Semua terasa adil
Sementara aku…sendiri…
Syukur pada pencipta

Amplop ini kini berisi
Dahulu…hampa terdapat
Segelintir sayang
Telah kudapati…

Mutiara laut…
Maafkan daku…
Mungkin dikau iri
Mungkin jua dikau dengki
Namun inilah kenyataan
Dialah mutiara sejati
Dialah mutiara suci

Jam serasa tertawa
Melihat aku berdampingan
Bersama… mutiara hatiku


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

CUKUPLAH SEBATAS MIMPI

0 komentar

CUKUPLAH SEBATAS MIMPI

Rindu tersangkut mawar merah
Berlinang deras air mata
Kuncup-kuncup basah
Gersang lenyap bersama angan

Kain kusut berlumur
Luka pendih
Sanubari hati berdesah
Jauhlah pergi
Serantak menaikan
Bulu tubuh ku


Sekajap anggun memikat
Seketika manis memukau
Luluh sudah daku
Pasrah pada rasa ini

Cukuplah sebatas mimpi
Cukuplah menjadi kiasan
Cukuplah deras kisah ini
Waktu telah berkata
Semua hanya bunga tidurmu

Dalam sempit hati
Ku lentangkan jiwa
Memeluk hari penuh arti
Di kala ini tuk
Pujaan hati
Yang masih mendekam


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Takut akan tujuan

0 komentar

Takut akan tujuan

Dag-dig-dug
Detak jantung ku
Menyebar mereba
Keseluruh pusat

Bagai tak habisnya
Ku terfikirkanmu
Waktu terasa mengambang
Semua terasa terhenti

Kulihat sejenak
Warna-warni hidup
Tiada habis
Tak ada habisnya

Rasa takut kurasa
Mencekam diriku
Terasa hingga ketulang rusuk
Bagai terkena angin malam

Besok terakhir
Tuk akhiri semua
Menuju jalan baru
Harapan pun tersirat

Ku harapkan
Tak ada ganguan
Dan tuk hidup ini
Lurus ke jalanmu

Angan-angan terasa melayang
Bila tujuan tercapai
Sekejap ku masih takut
Tuk lakukan semuanya

Harapanku
Terampura
Termaaf kan
Olehnya sang pencipta


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Dalam jiwanya

0 komentar

Dalam jiwanya

Kau begitu mempesona
Terliuk wajah mu
Di detik-detik
Ku lalu saat ini

Terpancarkan sinar silau
Bagai silaunya matahari
Memukau di setiap
Lekukan wajah nya

Bagai pemadangan indah
Tersirat senyum manis nya
Takjut,kaget,terkesima
Kurasa saat kulihat

Terlintas di benaku
Senyum demi senyum
Tampil di setiap kulihat
Saat sendiri tanpa teman

Hewan tanaman sama
Terleha-leha
Matahari semakin menyilau
Seolah-olah tak ingin kalah

Akan kah semua berakhir
Semakin ku ingat
Semakin ku rindu
Tuk lupakan

Ku bertanya-tanya
Akankah luar sama dengan dalam
Sungguh sulit tuk terjawab
Terdiam tanpa sepatah kata pun

Terjawabkan pabila Tanya
Hanya gadis tersebut
Kuberharap terlihat
Sama akan dalam jiwanya


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Tanya Tak Terjawabkan

0 komentar

Tanya Tak Terjawabkan

Jauh didalam
Tersimpan sebuah Tanya
Tak terjawab
Dikau tak peduli

Masih dalam penungguan
Tiada henti
Hanya dikau
Bisa tuk henti ini

Air mengalir
Selalu berputar-putar
Menantikan
Bersama-sama akan diriku

Begitu susahnya dikau
Bagai mencari semut
Hanya satu Tanya
Lama dikau menjawab

Singkat Tanya yang ku acungkan
Pada dikau gadis
Begitu manis
Begitu susahnya diri ini mengucap

Terfikirkan oleh ku
Terbayangkan
Jawab dari kau
Setiap waktu

Ingin ku akhiri semua ini
Tuk lanjutkan hidup
Tiada beban
Riang dan penuh kebahagiaan


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Wednesday, July 21, 2010

Puisi Kebahagiaan | Kebahagiaan Yang Dinanti

0 komentar

Kebahagiaan yang dinanti

Kucari dan kucari
Makna yang tersembunyi
Dalam kelam
Bagai dalamnya lautan

Rembulan Bulat
Sinarnya terangi hati ini
Gelap Hilang
Kecerahan pun datang

Teraung jiwaku
Bagai aungan srigala
Bara api pun bakar jiwaku
Panaskan Seluruh hati

Kedepan
Itu yang kulihat
Menembus Segalanya
Apapun itu

Biarkan yang telah terjadi
Buka lembaran baru
Dapat kebahagiaan
Tiada tara

Lama ku nanti
Kebahagiaan ini
Hidup bersama
Berdua bersama dikau


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc


ISI Hati-NYA

0 komentar

ISI Hati-NYA

Aungan srigala Terdengar
Pecah sunyi nya malam
Getar itulah yang kurasa
Bercampur dengan ketakutan tiada tara

Daku termenung
Pikiran terbang melayang
Bagai elang
Tiada henti dan tak terhentikan

Insiden lah membuatku begitu
Trus bayang-bayangi diri ini
Bagai bayangan diriku
Mengikuti sampai kemana pun

Kapan ini berakhir
Rasa penasaran
Bersemayam dalam pikiranku
Tiada lain selain itu

Sejak ku kenal dirinya
Hati,jiwa,pikiran ini
Perasaan pun sama
Selalu ada-NYA

Ingin ku
Lihat paras wajahmu
Keramaah hatimu
Dan tak kalah dengan senyumu

Ingin kungkap isi hati
Keluar Bagi asap
Kenapa masih ada rasa takut
Takut tak tuk mengungkapkan tapi…

Benar Tidaknya
Sifat dirinya
Itulah yang buatku
Termenung-menung tiada henti


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Penantian tiada henti

0 komentar

Penantian tiada henti

Siang dan Malam telah ku lalui
Terbit hingga turunya pun telah ku lalui
Kecil,Muda,tua pun telah kulalui
Semua terasa bosan

Jiwa yang kekar ini pun hilang
Berganti dengan kelelahan
Rambut hitam pun
Kini telah menjadi putih

Badan gemuk
Menjadi kurus kering
Akan kah semua ini
Bisa tuk terbalas

Penantian ini
Bagai tak ada habisnya
Tiada akhir
Hingga saat ini

Tumbuh-tumbuhan
Matahari,Bulan
Bahkan hewan pun
Merasa jenuh akan hal ini

Mereka terus berkata padaku
Bahkan Alam semesta ini
Air,api,angin
Selalu bergemurung

Terkesima ku lihat
Seorang yang telah lama ku tunggu
Jiwa ini terasa terbang melayang
Jantung ini terasa berdetak lebih kencang

Anggun,cantik,baik,ramah
Itulah dirimu
Semoga yang kurasa itu benar
Andai tidak berarti kau bukan yang kunanti


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Perempuan yang telah lama di nanti

0 komentar

Perempuan yang telah lama di nanti

Lintang Terang Benderang
Hias Malam Yang Gelap
Sinarnya terasa damai
Tak ada satu pun menghalangi

Bintang-bintang pun hias malam
Menjadi satu Membentuk rasi
Tiada beban
Hanya punya satu tujuan

Jiwa ini terasa kalam
Hanyut kedalam kegelapan
Dalam dan perih
Bagai masuk ke dalam jurang

Kau bagai penerangku
Penuntunku tuk lewati semua
Memberi cahaya
Dan Tentu ya Petunjuk

Kemana Pergi ya engkau
Ku tak dapat melihat
Hanya ada satu jalan
Kau harus dekati ku

Saat Ada seorang datang
Memegangku erat
Menuntunku
Menempatkanku ke tujuanku

Itulah pasti dirimu
Yang ku nanti
Yang ku cinta,Ku kasih
Dan ku sayangi

Untuk dirinya
Semoga kau mengerti
Akan Isi hati ini
Yang telah lama menunggumu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Jawaban Yang Dinanti

0 komentar

Jawaban Yang Dinanti

Pikiranku terus berputar memikirkanya
Terasa bagai pusaran air
Tanpa henti selalu berulang-ulang
Tidak untuk hati ini

Mungkin orang berfikir ku bagai orang gila
Yang tak berfikir akan kendala yang akan terjadi
Ini lah hidup kadang menginginkan sesuatu
Tak semua bisa terwujudkan

Hingga suatu malam yang sunyi
Terdengar hembusan angin dingin
Seolah-olah berbisik pada ku
Berbalik dan lanjutkan perjalananmu

Ku coba tuk resapi
Makna kata tersebut tak ku dapat apapun
Lama,detik demi detik terlalui
Akhir yang kudapat jawabnya

Tertuntunku ke arah itu
Kulakakukan yang tersirat pada kata itu
Kutemukan hal yang tak kusangka
Itu lah akhir dari perjalanan ini

Berakhir pada taman yang indah
Kegembiraan dan kesenagan terdapat di situ
Kebahagiaan tiada tara terselip disitu
Tiada akhir dan tiada batas

Bersama sama dengan itu
Kudapatkan seorang yang sepenuh hati
Menanti tiada henti
Diriku ini tuk bersamanya…


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Keinginan Hati | Puisi Tentang Keinginan Hati

0 komentar

Keinginan Hati

Karang Terbelah oleh deras ombak yang besar
Petir menyambar dan membakar apa yang di kenai
Hujan membasahi pepohonan dan tumbuhan yang lain
Matahri memanaskan bumi dan memberi kehidupan bagi yang membuatuhkanya

Tapi kenapa diriku tak bisa seperti mereka yang terus mengerjakan tugasnya
Jiwa dan hati ini tak bisa mengerjakan apa yang ku tuju
Perasaan ini yang tak pernah terbalaskan pun masih mencekam dalam diriku
Ku ingin mendapatkan balas Atas semua perasaan ini

Jauh terasa apa yang akan ku kejar itu bagai tanah dengan langit
Ku terbingung ku tak tau harus berbuat apa lagi
Kadang ku berfikir buat apa di cintai kalau tak bisa mencintai dan memliki
Hingga akhirnya ku bisa meremukan hati ini tuk lupakan dia

Datang perasaan baru yang sama dan besar
Terjadi lagi hal yang sama
Ku tak bisa melakukan apa yang ku inginkan
Hampa terasa hidup ini,seperti tak ada daya lagi

Ku coba tuk bisa memperjuangkanya lagi
Entah kenapa hatiku menolak untuk terus berjuang dan memilih untuk berdiam diri
Ingin ku buang perasaan yang baru ini jauh di dasar laut
Tapi apa daya ku sudah tak mampu lagi…

Ku hanya inginkan jawaban dari hati kecilku ini
Tentang Perasaan ini yang terus dan terus membesar
Harapan tinggalah harapan semua itu sudah tak berarti
Dan ku hanya bisa berdiam diri menahan kejolak hati ini

Untuk nya yang terbaik
Semoga kau bahagia bersama dirinya
Ku disini Cuma bisa mendoakan agar kalian terus memjadi Satu
Hingga saat nanti Bahagia bersamanya


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Contoh Puisi Perpisahan | LAMBANG TERIMA KASIH KU

0 komentar

LAMBANG TERIMA KASIH KU

Punah sudah anganku
Hanyut terseret
Deras…deras air berjalan
Usai segala derita menerpa…
Serta kisah tentangmu

Coret terakhir ini
Bermaknakan perpisahan

Buang memori tentangku
Anggaplah itu..itu
Sebhagai mimpi buruk
Ku berharap mengertilah

Hari esok menantikanku
Merajut mimpi-mimpi daku
Laksanakanlah dan jadikan
Itu lambing terima kasih ku


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEORANG PENYELAMAT

0 komentar

SEORANG PENYELAMAT

Lirik jiwa
Berirama syahdu lembut
Gugah naluri hati
Sekarang penuh debu
Lantauan indah
Terbangkan tubuh
Tentang kisah
Seterik matahari pagi
Mengurai desir halus
Kian gurun berjajar
Masa saja diri takut
Ludah basahi tanah
Bibir berucap kotor
Hiasan angan
Hamtam lemah…
Hati yang berisi dikau


Penantian berdarah
Kini kamus pernik benak ini
Serasa lenyap
Jari mengigil dingin
Semua terasa rapuh
Detik waktu ini
Hanya tuk bidadari
Buat dirinya
Tampaklah segera
Bungai hidup ini
Penuh bara api
Penghapus segala perih
Menjelma menjadi
Seorang penyelamat


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

BIDADARI HIDUPKU : Puisi Tentang Bidadari

0 komentar

BIDADARI HIDUPKU

Coret jiwa hampa
Sebatas angan berkabut
Secercah cahaya menanti
Menyongsong riakan rasa
Serta sekuntum kebugaran

Dalam tinta hitam
Selalau ku tulis bidadari
Ratu yang masih tidur
Rakaian hati

Sekilas terbilang bahagia
Sekejap terucap manis
Namun derita perasaan
Hanya tubuh yang mengerti

Tetes embun basahi
Rerumputan hijau
Terik matahari
Beri kehidupan makhluk hidup
Sinar rembulan
Terangi kegelapan
Semua tanda bagiku
Sendiri menunggu
Bidadari hidupku
Serentak itu jua
Hancur..kacau
Benak yang kalam ini


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEBUAH KEBEBASAN | Puisi Tentang Sebuah Kebebasan

0 komentar

SEBUAH KEBEBASAN

Bagai burung terbang
Buaian lembut kepakan sayap…
Oak..oak..oak…
Langit tercakar
Terobek ciauanya…
Nyaman…lepas..
Tanpa beban
Terus meluncur

Tikaian jiwa tiada tepi
Deras kusut buntaian
Lipatan otak berguling
Tentara busuk
Terus bertikaian
Kini menjelma
Menjadi iblis

Lingkar kehidupan
Dimana engkau…
Daku…dendam padamu
Sebelah pedang ini…
Telah siap ! Siap Tuk ku
Tancapkan dalam-dalam
Membelah merobek
Melenyapkan dirimu

Daku menginginkan
Sebuah kebebasan


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

GADIS BERKERUDUNG | Puisi Tentang Gadis Berkerudung

0 komentar

GADIS BERKERUDUNG

lambat mengembang
kepak sayap kecil
lapis tipis
lembut kemasaan
coreng nurani
begitu memperdaya
mengontrol diriku
sehelai puing
ringkasan rasa
mendesir habis
dalam pikiran

debu secangkir
ungkapan
rinai ragu
serempak bersama
hanyut dalam jurang

melangkah pelan
lenyap kerapuhan
mengantarkan jiwa
buktikan kejujuran
percak rasa
yang telah muncul
di untai pagi
untuk seorang
gadis berkerudung


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SINAR MENTARI PAGI

0 komentar

SINAR MENTARI PAGI

Secercah kehangatan
Meroda di pagak-pagak
Cabang melintang
Raut senyum berkaca
Dedaunan

Semerbak bunga
Berjuta persona
Garis bawahi
Tiap aliran
Bertakjubkan
Senyum berseri
Kedangkalan jiwa
Mendesah pergi
Berpangkal ayunan
Krumunan ikhlas

Terkapar diantara
Kilauan sinarnya
Campuran naungan
Dalam hati
segumpal tenaga
ternanti

terpandang saat
ku buka cela
dua kayu berkaca
masuk merasuki diri
sinar mentari pagi


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

BIDADARI NIRWANA

0 komentar

BIDADARI NIRWANA

Denyut jantung berdetak
Ditiap detaknya
Selalu bertutur
Nama indahmu

Kaki yang berpijak
Rasa senang
Selalu menghampiri
Karena kau mendampingiku

Serasa terbang
Menyisiri luasnya langit
Aneka keindahan
Itu hanya memandangmu

Sekilas berdesah kilau
Serentak mempesonakan ku
Hanya dengan tutur indah
Serta manis bibirmu

Semua seolah sempurna
Semua begitu menakjubkan
Karena memang diaku
Bidadari nirwana


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

ITU HANYA UNTUKMU

0 komentar

ITU HANYA UNTUKMU

Kertas Sebagai Kiasan Menguap
Raga Hanya Alat Penggerak
Ku Tak Henti Melukis
Gejolak Tiap Luapan
Terkecipung Mereba Dalam
Secarik Putih Nan Suci
Kala Sakit Hati ini

Tiada Ku Kira Segengam Harapan
Kini Menjadi Sejuta Pegunungan
Aku…Kecewa Kau Membisu
Tanpa Tutur Pelega Nafas
Yang Semakin Hari
Semakin Terseda-Seda

Segalanya Telah Tumbuh
Mekar Mewangi Bagai Bunga
Manis Tak Terhingga
Itu…Itu Hanya Untukmu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

SEMUA TERUNTUK DAKU

0 komentar

SEMUA TERUNTUK DAKU

Sesorot Bola Mata
Menatap penuh kegalauan
Kebingungan Tanpa Henti
Rasa Bersatu Padu
Di Bingkai Rapi

Secoret Pergorbanan Pahit
Seolah Makanan Sehari-hari
Terlahap Tanpa Sisa
Hanya Untukmu Dewi

Lenyapkanlah Keraguanmu
Tanamlah Benih Keyankinan
Semua Teruntuk Daku


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

AKU PENGAGUM SENI

0 komentar

AKU PENGAGUM SENI

Aku Pengagum Seni
Penulis Puisi
Gambaran Hati
Apa Salah Nya
Ku Puji Mahluk Tuhan
Yang Tercipta Aneka

Namun Serba Indah
Tak Terpungkiri
Seperti Dirimu

Salah Satu Diantara
Sekian Yang Malah
Satu-Satunya Dengan
Jiwaku Berbalas Gema

Selama Ini Ku Cari
Ternyata Disini
Jelas Dan Nyata
Bagiku
Keindahan Yang Utuh
Tercurah
Semuanya Darimu


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

KAULAH MENTARI NAIK

0 komentar

KAULAH MENTARI NAIK

Bila Ini Bunga
Terima Dan Cium
Harumnya

Namun Ini Hanya Puisi
Coretan Hati

Telah Mengenalmu
Aku Banyak Belajar
Merangkai Sair
Yang Dulu Terpendam

Jika Ini Berlian
Terimalah
Dan Simpan

Tapi ini Hanya Puisi
Tulisan Jiwa Yang
Selalu Memuja

Kaulah Mentari Naik


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puisi Rembulan Bersinar Terang

0 komentar

REMBULAN BERSINAR TERANG

Ku Lihat Wajah Mu
Di Percik Api
Tertakjub Dalam Kesunyian
Terpesona Memukau

Kini Lembayung Daun
Telah Musnah
Berdesah Tercampur
Tanah Liat
Seingat Kasih
Tiada Pernah Bertepi

Jeritan… Elok Wajah…
Bahkan Manis Senyum Mu
Selalu Tampak Jelas
Di Rinai Kegaluan Hidup

Sampai Kapan…
Tanpa Kepastian
Tanpa Ujung
Gelap Berlinang Bintang
Terus Terbesit

Sekian Hanya
Tercurah Padamu
Selesai Tertimpahkan
Untuk Ucapmu

Kaulah Rembulan
Bersinar Terang


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

TERIAKAN HISTERIS

0 komentar

TERIAKAN HISTERIS

Seraut Muka
Cermin Hati
Ilusi Putaran Otak
Kiriman Perasaan

Syaraf Ikat Tiap
Rerelung Benang
Serentak Acung
Gejala Fungsi

Licin Minyak
Lengket Rekatkan
Bagai Peluru
Bentuk Anak Panah

Tajam Matamu
Kelam Hanyut
Lulur Keinginan
Lintasi Wajarnya

Teriakan Histeris
Lama Pecah
Bagai Gemuruh Petir
Sesaat Lelah Tubuh
Jantung Hatiku
Terhenti


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

BEKAS NODA

0 komentar

BEKAS NODA

Bekas Noda
Hilang Sucian
Segel Murnian
Paksa Kemunafikan

Bekas Noda
Lenyapkan Segala
Canda Tawa
Tiap Jengkal Waktu

Bekas Noda
Rasuki Benak
Beri Luka
Tinggalkan Impian


Bekas Noda
Timbulkan Bulatan
Penyesalan
Yang Mendalam

Bekas Noda
Jauh Arungi
Hening Kalam
Perilaku

Sebuah Bayang
Tak Nyata
Berasa Menjadi
Realita

PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puisi Sebuah Impian

0 komentar

SEBUAH IMPIAN

Lihat Aku
Termenung Dalam Kelabu
Namun Kau Terdiam Membisu
Seakan Tak Pernah Tau

Disini Aku
Sendiri Tanpamu
Namun Kau Tetap Membisu
Bahkan Malu Tuk Melihatku

Aku Memang Tak Pantas Untukmu
Kini Aku Mulai Mencela
Karena Aku Tak Pantas Untukmu
Meski Aku Masih Cinta

Dalam Lamunan
Ku Kenang mu
Tak Sekejap
Ku Lihat mu
Hari Ini
Kemarin
Bahkan Tahun Lalu
Kini Semua Hanya
Sebuah Impian

PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puisi Ungkapan Amarah

0 komentar

UNGKAPAN AMARAH

Pandangan Mata
Adam Tanpa Tujuan
Rerelung tetes air
Jatuh Ratapan Sesal
Ujung Terpatahkan
Redaman Api
Semangat

Pecah Jerit Hantaman
Udara Empat Arah Angin
Tebar Rintik
Kilau Embun
Tinggalkan Rintihan

Luka Belahan
Terhempas Ombak
Dalam Tangisan
Pupus Lenyap
Mati Semerbak
Bunga Hati

Akhir Patah Kata
Terpendam Malu
Dalam Bisu
Derita Tiada Henti
Mendera Diriku
Hingga Tertumpah
Isi Darah
Ungkapan Amarah


PUISI BUKU 1 Karya 1104 dan NOEL
www.eryyuliana.co.cc

Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma | Yang Merengut

0 komentar


YANG MERENGUT


Demi mereka yang merengut kuat-kuat
Dan yang berpindah-pindah gembira
Dan yang mencabut dengan perlahan
Lalu mendahului jauh di muka
Lalu mendahului jauh di depan
Di hari kapan gempa bergoncang
Lalu akibatnya menyusul datang
Hari itu semua hati gemetar gundah
Pandangan pun merunduk ke bawah

Mereka berkata, "Benarkah kami dipulihkan pada
dininya keadaan?
Meskipun sudah menjadi tulang yang lapuk begini?"
Mereka berkata, "Jika demikian, ini pemulihan yang
merugikan!"
Hanya dengan teriakan satu kali
Seketika mereka pun muncul di muka bumi
Sudahkah sampai padamu kisah Nabi Musa
Ketika Tuhannya memanggil dia di lembah suci Tuwa?

"Pergilah kepada Fir'aun! Ia sudah durhaka!
Lalu katakan, "Maukah kau menyucikan diri?
Aku akan membawamu kepada Tuhanmu supaya kau
jadi gentar pada-Nya nanti."
Lalu Musa menampakkan padanya tanda yang besar
Namun Fir'aun menolak dan berontak
Kemudian membelakang berusaha menentang
Maka ia menghimpun dan memanggil kaumnya
"Akulah tuhanmu yang mahatinggi!" katanya

Maka Allah pun mencekaunya dengan siksa di akhirat dan di dunia
Sesungguhnya di sini berpaut pelajaran bagi orang yang takut
Apakah engkau ataukah langit yang terciptanya lebih sulit?
Langit sudah terbina
la meningkatkan ketinggiannya lalu membuatnya sempurna
Dan la membuat malamnya gelap dan waktu paginya tersingkap
Dan sesudah itu bumi pun tergelar
Dari padanya air memancar dan rerumputan tumbuh
Dan gunung-gunung terpancang kokoh
Inilah perbekalan bagimu dan hewan ternakmu

Tapi bila tiba maha-malapetaka
Di hari kapan manusia teringat apa yang telah diperbuat
Dan neraka dipertontonkan pada siapa yang melihat
Maka siapa yang durhaka
Dan mengutamakan kehidupan dunia
Neraka itulah tempat tinggalnya!
Sedang orang yang gentar menghadap Tuhannya dan
suka menahan diri dari hawa nafsunya
Maka surgalah tempat tinggalnya!

Mereka bertanya padamu tentang saatnya, "Kapan tiba?"
Kenapa kau yang akan menyebutkannya!
Pada Tuhanmulah terserah kesudahannya
Kau hanya juru pengingat belaka bagi siapa yang gentar padanya
Pada hari ketika mereka melihatnya mereka merasa
seakan baru satu sore atau satu pagi saja di dunia



Surat An-Nazi’at : 1-46
Diturunkan di Makkah

”Pekabaran” Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma
Mohammad Diponegoro


Share


 

kumpulan karya Puisi | Copyright 2010 - 2016 Kumpulan Karya Puisi |